fbpx

PUPR Perketat Aturan Keselamatan TKK di Masa Pandemi Covid-19


JawaPos.com – Angka kasus Covid-19 yang belum juga menurun memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Termasuk sektor konstruksi yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian.

Keterlambatan pada proyek konstruksi akibat pandemi ini disebabkan kendala dalam proses mobilisasi dan peningkatan biaya karena adanya status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada banyak wilayah di Indonesia. Serta kurangnya ketersediaan sumber daya jasa konstruksi, termasuk ketersediaan Tenaga Kerja Konstruksi (TKK).

Bicara soal ketersediaan TKK, Jafung Muda Pembina Jasa Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Masayu Dian Rochmanti menyakinkan pihaknya terus melakukan pembinaan. Sehingga, suplai TKK yang kompeten dapat terpenuhi dengan memperketat protokol kesehatan.

“Namun, pelaksanaan pembinaan tetap mempertimbangkan aspek kesehatan dan keselamatan baik bagi peserta maupun panitia penyelenggara, serta mempertimbangkan bagaimana pengendalian penanganan COVID-19 untuk memutus rantai penularan pada setiap kegiatan,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (8/9).

Hingga saat ini, kata dia, pihaknya telah melakukan beberapa kebijakan dalam melakukan pembinaan TKK pada masa pandemi ini. Seperti melakukan refocussing target pembinaan tenaga kerja sebanyak 113.940 TKK pada Tahun Anggaran 2020.

“Dari angka tersebut, sebanyak 65.906 TKK ditujukan untuk pembinaan tenaga kerja regular, dan sebanyak 48.034 TKK ditujukan untuk pembinaan TKK dari jalur vokasi,” ucapnya.

Selain itu, telah terbit juga Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Konstruksi No. 107 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembinaan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Periode Normal Baru, yang secara garis besarnya mengatur bagaimana pembinaan tenaga kerja tetap dapat dilakukan pada periode normal baru ini.

Beberapa kegiatan penyelenggaraan pembinaan kompetensi dapat dilakukan di masa pandemi periode normal baru. Antara lain meliputi pelatihan yang terdiri dari bimbingan teknis, pembekalan, dan pelatihan singkat. Adapun metode yang dapat dilakukan dengan penggunaan video dalam jaringan daring, penggunaan pesan singkat daring, konvensional, dan gabungan daring dan konvensional (hybrid).

Kedua, uji Kompetensi, yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode daring dan konvensional. “Dari enam metode terdapat beberapa kriteria yang dapat dipilih sebagai metode pembinaan dan risiko paling besar terhadap kemungkinan penularan covid-19 adalah menggunakan metode konvensional,” imbihnya.

Untuk itu, terdapat beberapa protokol yang harus diperhatikan ketika menyelenggaran pembinaan dengan metode konvensional. Seluruh panitia dan peserta wajib melakukan Self Assessment Risiko Covid-19. Seperti pengecekan suhu badan terlebih dahulu sebelum kegiatan dimulai, melarang peserta atau panitia yang memiliki gejala untuk mengikuti kegiatan kelas offline.

Manajer pelaksana mewajibkan peserta dan panitia memakai alat pelindung diri selama kegiatan berlangsung. Peserta dan panitia wajib menggunakan baju lengan panjang. Maksimalkan menggunakan teknologi informasi dalam pelaksanaan kegiatan untuk mengurangi kontak.

Manajer pelaksana mewajibkan dan memastikan penerapan jaga jarak antara lain dengan tidak berkerumun, membatasi jumlah orang yang masuk dalam lift, tempat duduk agar berjarak 1 meter. Alat praktek maksimal 1 alat untuk 5 orang peserta yang di disenfektan setiap sesi praktek. Melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala menggunakan pembersih untuk meja, kursi dan alat praktik. Serta segera menghubungi layanan kesehatan terkait jika mendapati peserta atau panitia menunjukan gejala Covid-19.

Untuk peserta beberapa hal yang harus diperhatian yaitu, dianjurkan untuk tidak menggunakan transportasi umum menuju tempat pelatihan atau uji kompetensi, menggunakan masker, dan faceshield selama pelaksanaan kegiatan. Melaksanakan penerapan jaga jarak antara lain dengan tidak berkerumun. Serta, mencuci tangan setiap di akhir sesi masa pelatihan dan tidak menyentuh bagian wajah dengan tangan yang tidak bersih.

“Dengan dilaksanakannya protokol Kesehatan, diharapkan pembinaan TKK pada periode normal baru dapat tetap menjaga kualitas TKK, penyebaran covid-19 saat pelaksanaan pembinaan dapat dikendalikan, serta TKK dapat menjadi ujung tombak dari sektor konstruksi di masa pandemi. Dengan begitu, proyek-proyek konstruksi dapat berjalan dan berkontribusi terhadap pemulihan perekonomian Indonesia di masa pandemi,” tutupnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Editor : Nurul Adriyana Salbiah

Reporter : Romys Binekasri





Source link

Airlangga Hartarto Target Turunkan Covid-19 sebelum Coblosan


JawaPos.com – Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto punya target baru. Sebelum coblosan 9 Desember 2020, angka persebaran Covid-19 di beberapa provinsi harus turun.

Dari indikator warna yang semula merah menjadi kuning atau hijau.

Airlangga menjelaskan, pemerintah juga menyiapkan dana insentif daerah (DID) bagi pemda yang berhasil membuat daerahnya menjadi zona hijau. Insentif itu sedang dibahas Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Kesehatan.

Saat ini ada delapan daerah yang berada dalam kategori zona merah. Yakni, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Semarang, Banjar, Banjar Baru, Tabalong, Medan, dan Deli Serdang. ”Tentu hal yang perlu ditangani adalah di delapan daerah utama ini dipertimbangkan dibuatkan program DID yang memberikan insentif apabila daerah itu terkonversi dari kuning menjadi hijau,” ujarnya seusai rapat pleno di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (4/9).

Ketum Partai Golkar itu menjelaskan, perkembangan Covid-19 secara global mencapai 26.121.999 kasus, recovery rate 70,4 persen, dan jumlah kematian 864.618 di 215 negara terjangkit. Sementara itu, recovery rate Indonesia tercatat 71,5 persen. ”Recovery rate Indonesia lebih tinggi daripada global,” imbuh dia.

Baca juga: Sembilan Kota Miliki Kasus Aktif Covid-19 di Atas 1.000

Strategi penanganan Covid-19 yang terus menjadi perhatian adalah gerakan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dan 3T (test, trace, dan treat).

Selain itu, strategi untuk menurunkan tingkat kematian melalui peningkatan fasilitas dan kapasitas layanan kesehatan serta dukungan tenaga kesehatan. ”Kampanye masif gerakan 3M akan terus dilanjutkan,” tambah Airlangga.

Kampanye memakai masker yang awalnya dilakukan sampai 6 September 2020 akan diteruskan secara lebih masif. Sedangkan kampanye menjaga jarak dilaksanakan pada periode 7 September sampai 6 Oktober 2020. ”Lalu, kampanye mencuci tangan dilaksanakan mulai 7 Oktober hingga November 2020,” tegas Airlangga.

Kampanye parsial itu menindaklanjuti pertemuan yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka beberapa waktu lalu. Saat itu presiden meminta agar sosialisasi dilakukan satu per satu dan dimulai dengan kampanye pemakaian masker. Disusul kampanye jaga jarak dan cuci tangan. Presiden menjelaskan, salah satu yang menjadi perhatian dalam penanganan Covid-19 adalah angka kematian. Tingkat fatalitas Covid-19 di Indonesia masih tergolong besar meskipun pada awal bulan ini berada di angka 4,3 persen. ”Masih lebih tinggi dibandingkan dengan fatality rate global yang berada di angka 3,36 persen,” ujarnya.

Menurut Jokowi, perlu ada upaya keras untuk menekan tingkat fatalitas Covid-19. Karena itu, kelompok rentan dan kasus yang parah menjadi perhatian utama. Kasus-kasus berat langsung ditangani di RS. Kasus ringan dan sedang diisolasi di lokasi terpisah, seperti di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Satgas Covid-19 segera membuka Tower 4 dan 5 di kompleks Wisma Atlet Kemayoran untuk menjadi hunian (flat) bagi warga yang akan menjalani isolasi mandiri.

Baca juga: 100 Dokter Gugur karena Covid-19, IDI Minta Diberi Perlindungan Ekstra

Rencana tersebut dilontarkan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Jumat (4/9). Hunian itu diperuntukkan warga yang tempat tinggalnya tidak memenuhi standar untuk menjalani isolasi mandiri.

Wisma Tower 4 dan 5 bisa dioperasikan Selasa (8/9). Doni berharap kebutuhan air dan listrik dapat disiapkan dengan baik sehingga Tower 4 dan 5 bisa segera dioptimalkan.

Sementara itu, pendaftaran izin edar ramuan imunomodulator untuk pasien Covid-19 sudah berjalan setengah bulan lebih. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda keluarnya izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko menuturkan, peneliti LIPI terus berkomunikasi dengan BPOM. ”Masih ada sebagian data yang harus diklarifikasi katanya,” tutur Handoko kemarin (6/9).

Dia menegaskan, yang diklarifikasi adalah data-data yang dilaporkan. Sampai saat ini, tidak ada instruksi dari BPOM untuk melakukan uji klinis ulang. Menurut Handoko, klarifikasi data itu penting karena terkait dengan kesimpulan ramuan obat yang diteliti tersebut sesuai klaim atau tidak.

Namun, Handoko tidak bersedia menyampaikan klaim-klaim ramuan obat itu. Dia meminta masyarakat menunggu hasil dari BPOM. ”Kita tidak buru-buru (sampaikan klaim, Red) supaya benar prosesnya dan tidak bikin heboh,” jelasnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Editor : Ilham Safutra

Reporter : dee/byu/tau/wan/c7/oni





Source link

Kontribusi Bank Danamon dan MUFG Bantu Masyarakat Terimbas Covid-19


JawaPos.com – MUFG Bank, Ltd. (MUFG) dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon), anggota Mitsubishi UFJ Financial Group berupaya untuk membantu masyarakat dalam situasi pandemi ini. Sejumlah kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) pun telah dilakukan oleh kedua bank.

MUFG dan Bank Danamon memberikan serangkaian kontribusi kepada masyarakat Indonesia khususnya dalam mengatasi pandemi Covid-19 baik di Indonesia maupun yang berada di Jepang. Salah satu kontribusinya adalah memberikan bantuan sebesar ¥100 juta atau setara Rp 14 miliar kepada pelajar Indonesia di Jepang melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo.

Ini merupakan bagian dari dukungan ¥400 juta atau setara dengan Rp 55,2 miliar dari MUFG bersama dengan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam grup MUFG dan bank-bank mitra di Asia termasuk MUFG Bank dan Bank Danamon untuk membantu pelajar-pelajar dari Asia Tenggara yang sedang belajar di Jepang,” ujar Direktur Utama Bank Danamon Yasushi Itagaki dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/8).

Kemudian, ada juga onasi tunai sebesar lebih dari Rp1 Miliar dari kedua bank untuk menyumbang persediaan makanan kepada para pengemudi online Grab dan Gojek. Selain itu, Bank Danamon juga mendistribusikan 4.000 alat pelindung diri (APD) kepada petugas medis.

Pihaknya juga memberikan donasi dalam bentuk premi asuransi jiwa dan jaminan kecelakan kerja yang dikelola oleh BP Jamsostek kepada 10.000 relawan dibawah kordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“MUFG Bank Kantor Cabang Jakarta mendonasikan pengadaan APD dan ventilator melalui Ikatan Alumni Universitas Indonesia dan mendukung pembangunan rumah sehat dan fasilitas air bersih untuk komunitas di Mauk, Tangerang, melalui Habitat for Humanity Indonesia,” terang dia.

Yasushi menambahkan, pihaknya akan terus secara aktif berpartisipasi dalam mencegah penyebaran virus korona sebagai wujud komitmen untuk Indonesia serta mendukung aksi pemerintah
dalam mencegah penyebaran virus yang lebih luas lagi.

“Khususnya dengan mendukung dan membantu mereka yang berada di garda depan seperti sukarelawan, tenaga medis, dan mitra pengemudi serta pelajar di luar negeri. Kami juga ingin mendorong masyarakat untuk membangun semangat positif bahwa bersama kita bisa melewati masa sulit ini,” ujarnya.

Executive Officer, Country Head of Indonesia MUFG Daisuke Ejima menyatakan, sebuah kehormatan bisa melawan virus tersebut dengan berbagi. Ia berharap, kolaborasi dengan Bank Danamon bisa lebih erat.

“Kemampuan MUFG untuk mendukung Indonesia dalam berbagai kesempatan dan krisis kini diperkokoh dengan bergabungnya Bank Danamon dalam keluarga kami, dan kami berharap
kontribusi kami dapat membantu masyarakat Indonesia keluar dari pandemi ini menjadi lebih kuat dan bersatu dari sebelumnya,” tambahnya.

Editor : Mohamad Nur Asikin





Source link

Menkop UKM Dorong Semangat UMKM di Tengah Pandemi


JawaPos.com – Agustus menjadi bulan semangat bagi semua elemen bangsa. Pada bulan itu semangat kemerdekaan begitu berkibar.

Di tengah pandemi Covid-19, banyak sektor usaha mengalami goncangan, termasuk di sektor UMKM. Pelaku UMKM harus diselamatkan karena mereka adalah urat nadi ekonomi di tengah masyarakat.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta para pelaku usaha kelontong dan UMKM di seluruh Indonesia harus tetap menjaga semangatnya dalam menjalankan usaha.

“Bagi seluruh toko kelontong dan UMKM di Indonesia jangan menyerah, tetap kibarkan semangat, dengan sikap gotong-royong. Bulan-bulan berlalu, keringat dan air mata kita rasakan, tapi satu yang selalu menjadi harapan, UMKM untuk Indonesia Maju,” tegas Teten melalui video singkatnya, Minggu (30/8).

Baca juga: Bantuan Sektor Koperasi dan UMKM Baru Terserap 45,76 Persen

Teten Masduki mengapresiasi para pedagang kelontong dan UMKM tetap bersemangat menghiasi warungnya dengan nuansa kemeriahan kemerdekaan dan merah putih.

Semangat para UMKM dan toko kelontong itu pun mendapat dorongan dari Sampoerna Retail Community (SRC). Direktur PT SRCIS Henny Susanto mengatakan, pihaknya terus menyebarkan semangat positif kepada UMKM Indonesia agar dapat melewati masa sulit ini bersama-sama.

“Kami terus berupaya untuk memberikan dampak positif bagi UMKM di Indonesia melalui pendampingan berkelanjutan dan selama masa pandemi. Komitmen ini semakin teguh kami jalankan,” kata Henny.

Baca juga: Peluang UMKM Ikut Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Diperbesar

Henny menuturkan, walaupun perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia tahun ini cukup berbeda dibanding tahun sebelumnya, namun semangat kebersamaan dan gotong-royong tetap terwujud. Banyak toko dan warung kelontong membuat hiasan bernuansa merah putih.

Bahkan gerakan menghias toko secara serentak ini berhasil memecahkan Rekor Dunia oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan kategori ‘Lomba Menghias Toko Kelontong dengan Nuansa Merah Putih Terbanyak’.





Source link

Hitungan IMF, Butuh USD 8 Triliun Untuk Atasi Covid-19


JawaPos.com – Penanganan pandemi Covid-19 masih terus dilakukan di seluruh belahan dunia. Terutama dalam hal penanganan kesehatan dan penanggulangan masalah ekonomi di tengah ketidakpastian berakhirnya pandemi Covid-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, berdasarkan hitungan IMF, dibutuhkan dana sekitar USD 8 triliun. Atau sebesar 10 persen dari produk domestik bruto (PDB) global untuk mengatasi pandemi Covid-19 di seluruh dunia.

“Hitungan International Monetary Fund lebih dari USD 8 triliun. Covid-19 adalah bencana kemanusiaan yang telah mempengaruhi seluruh faktor paling dalam kehidupan masyarakat berinteraksi secara sosial, politik, kultural, tentu saja dari sisi ekonomi,” ujarnya dalam acara diskusi virtual, Kamis (27/8).

Menurut Sri, seluruh negara yang terkena dampak Covid-19 masih mencari titik keseimbangan antara penanganan kesehatan dan penanggulangan ekonomi. Sebab, hingga saat ini angka penularan Covid-19 masih tinggi.

Penularan Covid-19 membuat bisnis perusahaan kehilangan pendapatannya. Bahkan mengalami kebangkrutan, yang menyebabkan angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Jutaan pekerja kehilangan pekerjaannya.

Dengan demikian, seluruh dunia tengah melakukan kebijakan untuk menghadapi ketidakpastian kedepannya. “Seluruh dunia menghadapi ketidakpastian tentang masa depan ini karena kita tidak tahu apakah second wave akan terjadi, apakah vaksin akan segera ditemukan dan bisa didistribusikan,” tutupnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Editor : Nurul Adriyana Salbiah

Reporter : Romys Binekasri





Source link