Evaluasi pemerintah terkait hutang negara yang mencapai ribuan triliun
Bank Indonesia telah menerbitkan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) kuartal I, yang mana mereka mencatatat Utang Luar Negeri (ULN) sebesar US$ 387,6 milliar atau sekitar Rp5.542,6 Triliun dengan kurs Rp.14.300. Hutang-hutang tersebut terdiri dari hutang pemerintah yang mencapai US$ 187,7 Miliar atau sebesar Rp2.684,1 Triliun yang tumbuh 3,6% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Sedangkan untuk ULN swasta sebesar US$ 197,1 miliar yang mana tumbuh 12,8% dibandingkan pada kuartal sebelumnya.
Peneliti INDEF memberikan masukan untuk Menteri Keuangan Sri Mulyani serta Bapak Joko Widodo harus melakukan evaluasi terkait hutang tersebut, jangan sampai kurang efektif namun terus bertambah. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang stagnan dan konsumsi dalam rumah tangga yang tidak signifikan. Usaha diawal tahun ini masih belum bisa mendorong konsumsi rumah tangga yang hanya 5% pada kuartal I ditahun 2019 ini, padahal banyak belanja pemerintah seperti belanja pemilu, dana desa, bantuan sosial, gaji pegawai yang mana sebagian didanai dari pinjaman. Ia menambahkan bahwa dengan berhutang tidak menjadikan perekonomian berjalan dengan lancar. Pasalnya pembangunan infrastruktur yang didanai dengan biaya hutang juga masih terbilang minim penggunaannya, hal tersebut disebabkan kurang matangnya perencanaan.
Sumber : https://finance.detik.com/moneter/d-4555043/