fbpx

Airlangga Berharap Kemenangan Biden Berdampak Bagus ke RI



Jakarta, CNN Indonesia —

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap kondisi geopolitik Amerika Serikat (AS) dan China membaik di bawah presiden terpilih Joe Biden. Jika hubungan keduanya membaik, maka akan memberikan ketenangan dan kepastian bagi banyak negara termasuk Indonesia.

“Geopolitik AS dan China penting, jadi kami berharap negara kami butuh ketenangan dan kepastian. Ketenangan dan kepastian baru ada kalau geopolitik aman,” ungkap Airlangga dalam diskusi virtual bertajuk Penanganan Covid-19, Pemulihan Ekonomi Nasional, dan Ketahanan Pangan, Senin (9/11).

Jika situasi dunia aman, maka akan berdampak positif bagi ekonomi Indonesia. Dengan demikian, optimisme terhadap perekonomian akan tumbuh di masa pandemi covid-19 ini.







“Ini bukan hanya nasional, tapi regional. Jika ekonomi regional aman, maka perekonomian ini bisa membuat rakyat sejahtera,” tutur Airlangga.

Diketahui, Biden-Kamala Harris berhasil memenangkan pemilihan presiden (pilpres) AS 2020. Mereka mengalahkan pasangan Donald Trump-Mike Pence.

Namun, Ekonom Senior Faisal Basri berpendapat Indonesia tak akan lebih diuntungkan dengan kemenangan Biden. Sebab, Biden memiliki kebijakan fiskal yang berlawanan dengan Trump.

Menurut Faisal, Partai Demokrat yang mengusung Biden memiliki persyaratan yang lebih ruwet dalam bisnis bilateral. Pasalnya, partai itu selalu memasukkan isu kemanusiaan (human rights) dan energi baru terbarukan.

Hal ini berbanding terbalik dengan Trump yang tak terlalu peduli dengan isu kemanusiaan dan energi baru terbarukan. Trump biasanya lebih mementingkan keuntungan bisnis semata.

Selain itu, Faisal menyatakan Partai Demokrat terlalu hati-hati dalam menekan defisit fiskal. Ini juga akan merugikan RI.

Sebab, AS berpotensi lebih sedikit memberikan stimulus dan cetak uang. Dengan demikian, dolar AS akan menguat dan rupiah merosot.

(aud/agt)






Source link

Jika Biden Menang Pemilu, Rupiah dapat Berkah dari Langit?


Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah sebulan ini pasar keuangan global bergerak relatif “sideways”. Pasalnya, semua investor dunia menantikan hasil pemilu Amerika Serikat (AS), sebuah perhelatan politik yang akan menentukan arah perkembangan politik, ekonomi, dan dinamika pasar keuangan global ke depan.

Memang setiap manuver Trump sejak kemenangannya di tahun 2016 selalu membuat seluruh pelaku pasar keuangan global kerepotan. Kemenangannya atas Hillary Clinton pada Oktober 2016 memicu outflows dari pasar SBN dan Saham, dan Rupiah pun melemah cukup tajam.

Gebrakan pertama yang membuat pasar saham global mengalami “sell-off” dan menekan seluruh mata uang negara berkembang adalah keputusannya di April 2018 yang mengobarkan perang dagang dengan China.

Perang dagang AS-China yang meluas ke konflik diplomatik antara dua raksasa dunia dan bahkan masih berlangsung hingga kini tersebut telah membuat pasar saham dunia bergejolak, memicu pelarian modal dari negara berkembang dan tekanan ke mata uang dunia karena aksi “flight to quality” ke asset yang dipandang safe haven seperti US Treasury Bond.


Democratic presidential candidate former Vice President Joe Biden speaks at Mountain Top Inn & Resort, Tuesday, Oct. 27, 2020, in Warm Springs, Ga. (AP Photo/Andrew Harnik)Foto: AP/Andrew Harnik

Dengan hasil poling yang mengindikasikan Biden akan memenangkan pemilu dalam sepekan terakhir, telah meningkatkan eforia di pasar keuangan global.

Lalu bagaimana dengan dampaknya ke pasar keuangan Indonesia bila Biden memenangkan pemilu.

“Sudah sewajarnya bila pasar keuangan global menyambut positif terhadap presiden AS yang akan lebih memberikan ketenangan kepada investor, bukan malah membuat jittery,” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah kepada CNBC Indonesia, Selasa (3/11/2020).

Menurutnya, selama tahun 2018 dan 2019 perang dagang antara AS dan China yang berkepanjangan telah membuat Rupiah tertekan berkepanjangan. Bank Indonesia pun harus melakukan stabilisasi kurs secara intens.

Lanjut Nanang, hasil polling pemilu AS dengan indikasi kemenangan Biden telah mendorong kurs NDF turun tajam dari Rp 14.800 per Dolar AS akhir pekan lalu ke posisi pembukaan pasar hari ini di Rp 14.660 per US$.

Sejumlah bank di pembukaan pasar hari ini juga banyak yang bahkan membuka posisi short dollar dan memberikan kuotasi langsung di bawah Rp 14.600.

“Bila presiden AS terpilih nanti kebijakan dan keputusan lebih “predictable” dan tidak “provocative” seharusnya akan mendorong aksi “flight From quality” dari aset yang dipandang aman seperti US Treasury Bond dan Emas, serta disertai pelemahan dollar AS atau penguatan mata uang Emerging Market. Dan indikasi ini sudah mulai terlihat dari turunnya kurs NDF di pasar offshore,” imbuhnya.

Meski demikian, kewaspadaan dinilai tetap harus tinggi, karena proses pemilu AS belum selesai dan bisa saja muncul ketidakpastian baru bila salah satu calon saling meng-claim kemenangan.

“Apapun hasilnya, pastinya Bank Indonesia akan tetap berada di pasar untuk mengawal kestabilan Rupiah,” jelasnya.

Sebagaimana diberitakan perebutan kursi di Senat AS juga masih ketat antara Demokrat dan Republikan, sehingga apakah yang dinamakan ‘Blue Wave’ atau kemenangan demokrat untuk merebut gedung putih dan menguasai kursi di senat. “Harus kita tunggu beberapa hari lagi,” tegasnya.




[Gambas:Video CNBC]

(dru)




Source link

AS Resmi Resesi Tapi Wall Street ‘Senyum Girang’, Kok Bisa?



Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street, ditutup di zona hijau pada Kamis (29/10/2020). Rally saham teknologi jelang laporan pendapatan menjadi amunisi Wall Street.

Selain itu, meski dalam basis tahunan (yoy) ekonomi AS resmi resesi di mana ekonomi kembali -2,9% di kuartal III (Q3) 2020 dari sebelumnya -9% di Q2, secara kuartalan (qtq) data ekonomi AS di Q3 2020 yang melesat 33,1%. Sebelumnya ekonomi Q1 dan Q2 berkontraksi yakni -5% dan -31,4%.


Dow Jones Industrial Average naik 139,16 poin atau 0,52% ke 26.659,11. Sementara S&P 500 naik 39,08 poin atau 1,19% ke 3.310,11 dan Nasdaq naik 180,73 poin atau 1,64% ke 11.185,59.

Ini menjadi sentimen ‘indah’ bagi investor setelah beberapa hari gelisah karena lonjakan kasus corona (Covid-19). Covid kembali naik di AS di mana sepekan kemarin ada setengah juta kasus baru.

“Musim pendapatan sejauh ini telah menghasilkan kejutan positif,” kata kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York, Tim Ghriskey, sebagaimana dikutip Reuters.

“Kami pikir itu membantu memicu reli hari ini untuk mengantisipasi kejutan positif dari perusahaan-perusahaan ini.”

Sementara itu, pendapatan Amazon mengalahkan perkiraan Wall Street. Pandemi mendorong lebih banyak orang untuk berbelanja bahan makanan dan barang penting lainnya secara online di platformnya.

Penjualan bersih naik menjadi $ 96,15 miliar dari $ 69,98 miliar setahun sebelumnya. Amazon merupakan perusahaan yang didirikan orang terkaya dunia Jeff Bezos.

Alphabet, induk Google, juga melaporkan pendapatan naik menjadi US$ 46,17 miliar dari US$ 40,5 miliar. Pertumbuhan kembali membaik setelah awal tahun tertatih akibat sulitnya iklan di awal pandemi.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)




Source link

Menkeu AS Mnuchin & Sri Mulyani Teken Kerja Sama, Soal Apa?


Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Steven T. Mnuchin dan Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menandatangani kerangka kerja sama memperkuat pembiayaan infrastruktur dan pasar keuangan.

Seperti dikutip dari laman webiste Kedutaan Besar dan onsulat AS di Indonesia, https://id.usembassy.gov/, prakarsa kerja sama ini dirancang untuk mencapai tujuan bersama AS dan Indonesia guna mendukung pembangunan infrastruktur melalui investasi sektor swasta.

Di bawah kerangka kerja sama ini, AS dan Indonesia akan mengatasi hambatan regulasi, pasar, dan legalitas terhadap investasi sektor swasta dengan berfokus pada pembangunan instrumen keuangan, pembiayaan proyek, pasar utang lokal, dan pasar modal.


“Pembangunan infrastruktur sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pemulihan jangka panjang dari dampak COVID-19. Kerangka kerja ini mendukung pertumbuhan ekonomi dan tujuan kita bersama dalam upaya menjawab kebutuhan infrastuktur melalui investasi berorientasi pasar sektor swasta,” ujar Menteri Mnuchin.

Pertemuan pertama Kelompok Kerja di bawah perjanjian kerangka kerja ini akan diadakan secara virtual pada 22-23 September 2020.

Keterlibatan ini mendukung Strategi Indo-Pasifik Pemerintah AS yang lebih luas dengan melengkapi upaya yang sedang berlangsung di bawah Enhancing Development and Growth through Energy (Asia EDGE) dan Infrastructure Transaction and Assistance Network (ITAN).

[Gambas:Video CNBC]

(hps/hps)




Source link

Rupiah Menguat Tipis ke Rp14.670 per Dolar AS


Jakarta, CNN Indonesia —

Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.670 per dolar AS pada Kamis (27/8). Posisi tersebut menguat 0,05 persen dibandingkan perdagangan Rabu (26/8) sore di level Rp14.677 per dolar AS.

Pagi ini, mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak fluktuatif terhadap dolar AS. Tercatat, yen Jepang melemah 0,04 persen, dolar Singapura melemah 0,01 persen, peso Filipina melemah 0,18 persen, yuan China melemah 0,05 persen, ringgit Malaysia melemah 0,02 persen, dan baht Thailand melemah 0,02 persen.

Sedangkan, dolar Taiwan menguat 0,25 persen, won Korea Selatan menguat 0,06 persen, dan rupee India menguat 0,03 persen terhadap dolar AS.


Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju mayoritas melemah di hadapan dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan dengan poundsterling Inggris melemah 0,07 persen, dolar Australia melemah 0,03 persen, dan dolar Kanada turun 0,08 persen. Sedangkan, franc Swiss terpantau stagnan.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah pagi ini ditopang sentimen eksternal dimana pelaku pasar menanti pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell nanti malam waktu Indonesia. Khususnya terkait sikap The Fed terhadap rencana stimulus tambahan senilai US$1 triliun yang hingga saat ini belum disetujui oleh kongres.

“Fokus pasar tentang masalah apakah The Fed akan menemukan cara tambahan tingkatkan ekonomi jika kongres gagal berikan persetujuan pada paket bantuan tersebut,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/8).

[Gambas:Video CNN]

Dari dalam negeri, ia menuturkan pelaku pasar menunggu kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait keberlanjutan masa transisi yang diumumkan sore nanti. Menurutnya, ada tanda-tanda jika masa transisi ini berubah menjadi masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) alias new normal dengan syarat.

“Dari kemarin Wagub DKI sudah instruksikan hiburan bioskop dibuka, ini sudah ada tanda-tanda masa transisi kemungkinan besar berubah jadi new normal,” imbuhnya.

Ia memprediksi rupiah melaju di rentang Rp14.650 hingga Rp14.800 per dolar AS hari ini, dengan kecedenrungan menguat.

(ulf/agt)





Source link

Badai Laura Angkat Harga Minyak ke Level Tertinggi 5 Bula


Jakarta, CNN Indonesia —

Harga minyak mentah menguat ke level tertinggi dalam lima bulan pada akhir perdagangan Selasa (25/8) waktu AS. Pemicunya adalah produsen-produsen AS menutup sebagian besar produksi lepas pantai di Teluk Meksiko menjelang Badai Laura.

Mengutip Antara, Rabu (26/8), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober menguat 73 sen atau 1,6 persen, menjadi US$45,86 per barel. Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 73 sen atau 1,7 persen ke level US$43,35 per barel.

Harga itu merupakan penutupan tertinggi untuk kedua acuan minyak sejak 5 Maret. Sehari setelahnya Arab Saudi dan Rusia gagal menyetujui rencana pemangkasan produksi minyak mentah. Lalu, sekitar seminggu setelahnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan covid-19 sebagai pandemi.


Produsen-produsen AS memangkas produksi minyak mentah menjelang Badai Laura yang mendekati tingkat Badai Katrina pada 2005 lalu. Mereka juga menghentikan sebagian besar penyulingan minyak di sepanjang pantai Texas dan Louisiana.

“Kekuatan hari ini sekali lagi hampir seluruhnya disebabkan oleh kekhawatiran badai,” kata Presiden Ritterbusch and Associates di Galena Jim Ritterbusch.

Badai Laura diperkirakan akan menguat menjadi topan besar dengan kecepatan angin 115 mil per jam, atau setara 185 kilometer per jam. Pusat Badai Nasional AS memprediksi Badai Laura menghantam pantai dekat perbatasan Texas dan Louisiana pada Kamis pagi (27/8).

Pada Selasa (25/8), produsen-produsen AS telah mengevakuasi 310 fasilitas lepas pantai dan menutup 1,56 juta barel per hari (bph) produksi minyak mentah. Jumlah itu setara 84 persen dari produksi lepas pantai Teluk Meksiko.

[Gambas:Video CNN]

(ulf/agt)





Source link