fbpx

Bisnis otomotif loyo, premi asuransi umum dan reasuransi turun


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lesunya penjualan otomotif memberikan pukulan kepada bisnis asuransi umum dan reasuransi. Gaikindo mencatatkan terjadi penurunan penjualan kendaraan bermotor hingga 51,1% yoy.

Sedangkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membukukan pendapatan premi asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp 66,7 triliun pada Agustus 2020. Nilai itu turun 0,2% yoy dibandingkan Agustus 2019 sebesar Rp 66,9 triliun.

OJK melihat penurunan ini dipengaruhi oleh penurunan premi kendaraan bermotor dari menjadi Rp 10,10 triliun dalam delapan bulan pertama 2020. Nilai itu turun 20,8% yoy dibandingkan Agustus 2019 sebesar Rp 12,75 triliun.

Baca Juga: OJK: Bisnis asuransi jiwa ke depan bakal dipengaruhi kondisi pasar modal

Padahal, lini bisnis kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar bagi industri. Lini bisnis ini menyumbang 20,1% dari total pendapatan premi secara industri.

“Namun penetrasi asuransi masih relatif kecil, tidak pernah di atas 3% dengan total potensi 270 juta jiwa. Ini menjadi potensi yang besar bagi kita, kalau 20% saja masyarakat sadarasuransi, maka industri akan meningkat secara signifikan,” kata Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2A OJK, Ahmad Nasrullah dalam diskusi virtual pada Selasa (27/10).

Sementara itu, PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) masih mampu mencatatkan kinerja positif di tengah pandemi. Direktur Asuransi Bintang HSM Widodo menyatakan, pendapatan premi mencapai Rp 300,3 miliar. Nilai ini tumbuh 13,8% yoy dibandingkan Agsutus 2019 senilai Rp 264,1 miliar. Kinerja ASBI ditopang oleh pendapatan properti dan rangka kapal.

“Hingga akhir tahun lini bisnis marine cargo masih bisa dioptimalkan, karena pengangkutan masih berjalan terutama untuk antar pulau untuk bahan sembako. Semoga dengan program bantuan langsung tunai dari negara, konsumsi domestik bisa terus bergerak,” ujar Widodo kepada Kontan.co.id.

Widodo mengatakan bisnis asuransi hingga akhir tahun masih menantang. Dia melihat hingga Juli 2020, okupasi hotel di Bali masih pada angka 2,5%. Sedangkan data Gaikindo mencatat produksi kendaraan baru sekitar 24.000, padahal tahun lalu di angka 126.000.

“Kalau terus seperti ini, bisa ada pembatalan pertanggungan dari hotel-hotel yang target market-nya turis mancanegara. Oleh sebab itu penting sekali dalam cashflow dan liability management yang kuat,” tambah Widodo.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link

Asuransi umum siap garap perlindungan kendaraan ramah lingkungan


ILUSTRASI. BI menyiapkan aturan untuk memangkas uang muka alias down payment (DP) 0% untuk kendaraan berwawasan lingkungan

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tengah menyiapkan aturan untuk memangkas uang muka alias down payment (DP) 0% untuk kendaraan berwawasan lingkungan pada Oktober 2020 mendatang. Pemain asuransi kerugian pun berminat dan siap menggarap asuransi di segmen baru ini.

PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo tertarik mengarap peluang bisnis di kendaraan ramah lingkungan ini. Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo Diwe Novara mengatakan, pengguna kendaraan pribadi ramah lingkungan memiliki high end segmented.

“Hal ini berpengaruh pada rendahnya exposure risiko. Namun perlu dianalisa lebih lanjut lagi terkait tersedianya part-part penting dalam mesin yang menunjang kendaraan ramah lingkungan tersebut, just in case bila kendaraan tersebut mengalami accident,” ujar Diwe kepada Kontan.co.id pada Jumat (28/8).

Baca Juga: DP 0% untuk KKB mobil listrik belum akan berdampak signifikan bagi bank

Ia menilai, segmen baru ini bakal menambah pendapatan premi untuk lini bisnis asuransi kendaraan bermotor. Namun, kata Diwe, untuk saat ini belum akan signifikan karena penjualan kendaraan bermotor ramah lingkungan ini juga belum seluas dan setinggi penjualan kendaraan berbahan bakar konvensional.

Begitupun dengan PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) akan ikut berpartisipasi aktif dalam area ini. Direktur Asuransi Bintang HSM Widodo menyebut, untuk segmen ini sangat diperlukan pengetahuan manajemen resiko yang sangat berbeda sekali khususnya pada area sistem kendali dan penggerak kendaraan Listrik.

Ia melihat baterai Lithium (Li) yang notabene reaktivitasnya hanya dikalahkan oleh hidrogen, akan langsung terbakar jika terpapar ke udara. Maupun bila mengalami overcharge ataupun over discharge atau rusak fisik karena kecelakaan.

Kata Widodo, risiko lain yang perlu dipertimbangkan adalah risiko banjir. Lantaran kendaraan ini memiliki sistem kendali komputer dan juga tingginya tegangan baterai yang dipergunakan.

“Total cost of ownership lebih besar, ini akan terkait kepada premi tapi operational cost akan lebih rendah. Tentu akan membantu sekali. Pertanggungan mungkin sama, tapi isi pertanggungan, apa yang di jamin atau tidak, akan sangat berbeda dengan kendaraan konvensional,” jelas Widodo.

Widodo menyatakan, produk asuransi untuk kendaraan berwawasan lingkungan ini akan siap diluncurkan saat BI resmi memotong uang muka pembiayaan segmen tersebut. Lantaran kreditnya akan jalan ketika asuransinya siap melindungi dari kerugian.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe menambahkan, sepanjang kendaraan yang digerakkan oleh mesin dan beroperasional di jalanan, maka akan memiliki risiko. Apabila kategori kendaraan ini sesuai dengan coverage polis standar asuransi kendaraan bermotor Indonesia (PSAKBI), maka akan masuk dalam target market perusahaan asuransi.

“Tentunya faktor-faktor underwriting yang akan menjadi perhatian bagi para underwriter adalah yang terkait dengan physical dan moral hazard kendaraan tersebut. Sejauh ini, coverage untuk kendaraan bermotor masih banyak menggunakan PSAKBI dengan risiko yang dijamin serta yang dikecualikan dalam wording polis tersebut,” tutur Dody kepada Kontan.co.id.

Ia pun yakin, segmen baru ini bisa mendorong pendapatan premi bagi perusahaan asuransi. Asal tahu saja, pendapatan premi lini bisnis kendaraan bermotor asuransi umum tumbuh 4,9% yoy dari Rp 4,74 triliun menjadi Rp 4,97 triliun hingga Maret 2020.

Baca Juga: Kabar gembira! Kredit kendaraan bermotor ramah lingkungan bakal bebas uang muka

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link