Jakarta, CNBC Indonesia - Gelar mobil terlaris yang selama ini diduduki Toyota Avanza, harus tergeser pada Oktober 2020. Avanza harus puas di posisi ke-5. Capaian buruk ini terus terulang selama pandemi covid-19 menghantam Indonesia Maret 2020 lalu.
Berdasarkan data wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) yang dicatat Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada Oktober 2020,mobil terlaris di Indonesia dipegang oleh Honda Brio. Kolaborasi Honda Brio RS dan Honda Brio Satya terjual sebanyak 4.785 unit.
Mengenai Avanza, saat Januari sampai Maret 2020, Avanza masih menjadi penguasa penjualan mobil terlaris secara bulanan. Namun, saat pandemi covid-19, semua peta berubah, Avanza perlahan terdepak dari singgasana.
Pada April 2020, Avanza ‘hanya’ masuk 10 besar mobil terlaris, tapi harus puas berada di posisi ke-7 saja. Lalu puncaknya, pada Mei Avanza harus puas berada di posisi juru kunci di peringkat ke-10 dari sepuluh besar mobil terlaris di Indonesia. Kemudian untuk kali pertama, Avanza terdepak dari 10 besar mobil terlaris di Juni 2020.
Setelah itu Avanza mencoba bangkit ke posisi 6 pada Juli 2020, sampai akhirnya terpental jauh pada Agustus 2020 mendekati posisi buncit 20 besar mobil terlaris, yaitu di posisi ke-17. Kemudian pada September, Avanza bangkit di posisi ke-8.
Pada Oktober 2020, justru posisi kedua diisi oleh Daihatsu Granmax. Gabungan Daihatsu Granmax minibus dan pikap dikirim sebanyak 3.720 unit ke dealer-dealer.
Sementara pikap Suzuki Carry menempati posisi ketiga. Penjualan Suzuki Carry secara wholesales tercatat sebanyak 3.369 unit.
Berikut 10 mobil terlaris Oktober 2020:
- Honda Brio (RS dan Satya): 4.785 unit
- Daihatsu Granmax (minibus dan pikap): 3.720 unit
- Suzuki Carry: 3.369 unit
- Toyota Rush: 3.277 unit
- Toyota Avanza: 2.891 unit
- Toyota Calya: 2.537 unit
- Mitsubishi L-300: 2.147 unit
- Toyota Kijang Innova: 2.101 unit
- Toyota Agya: 1.909 unit
- Daihatsu Sigra: 1.897 unit
Terkait hal ini, interactive Communication Department Head PT Toyota-Astra Motor Dimas Aska mengungkapkan penyebabnya. Ia menyebut memang ada kesengajaan dari pihak perusahaan dalam mengurangi produksi maupun distribusinya.
“Khususnya Avanza supply-nya yang memang agak kami tahan agar seimbang dengan kondisi saat ini, salah satunya sebagai efek pandemi, bahkan sempat kami tahan sampai di level di bawah seribu unit,” kata Dimas kepada CNBC Indonesia, Jumat (20/11/20).
Bisa terlihat dari angka penjualan. Pada April 2020, Avanza ‘hanya’ masuk 10 besar mobil terlaris, tapi harus puas berada di posisi ke-7 saja. Lalu puncaknya, pada Mei Avanza harus puas berada di posisi juru kunci di peringkat ke-10 dari sepuluh besar mobil terlaris di Indonesia. Kemudian untuk kali pertama, Avanza terdepak dari 10 besar mobil terlaris di Juni 2020.
Setelah itu Avanza mencoba bangkit ke posisi 6 pada Juli 2020, sampai akhirnya terpental jauh pada Agustus 2020 mendekati posisi buncit 20 besar mobil terlaris, yaitu di posisi ke-17. Secara perlahan posisi Avanza mulai kembali membaik. Pada September, Avanza mulai bangkit ke posisi ke-8. Hal ini tidak lepas dari kebijakan yang diambil TAM.
“Di tiga bulan terakhir dimana market mulai naik supply-nya pun kita naikkan ke level rata rata 2.500 an unit per bulan,” sebutnya.
Dimas menyebut secara Retail Sales atau jualan ke konsumen, Avanza masih menjadi salah satu kontributor terbesar di Toyota. Dengan rata rata jualan di level 2000-3000 unit di Juli sampai October. dengan Market Share di level di atas 35%.
“Sampai bulan Oktober sepanjang tahun 2020 Avanza berhasil terjual 32.059 unit secara ritel dengan market share sekitar 37% di kelas Low MPV,” sebutnya.
Selain Avanza, Dimas menyebut jagoan Toyota lainnya dalam mendongkrak angka penjualan mobil.
“Model lain yang mungkin mirip adalah Toyota Rush yang saat ini juga jadi market leader di kelas Medium SUV, terjual 26.583 unit dengan market share sebesar 45%,” lanjutnya.
(hps/hps)