Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mencatat terjadi lonjakan kunjungan wisatawan pada libur panjang akhir Oktober lalu.
Selama 5 hari yaitu dari 28 Oktober hingga 1 November lalu, Pemprov Bali menerima 100 ribu pengunjung. Lonjakan tersebut, menurutnya, sangat membantu masyarakat Bali yang mayoritas bekerja di sektor terkait.
“Kami bersyukur waktu long weekend kemarin kami menerima kunjungan yang luar biasa banyak, mendekati 100 ribu (orang) selama 5 hari. Sehingga hotel, restoran, dan transportasi kami dipenuhi,” katanya pada press briefing Bali Democracy Forum Pilar Ekonomi secara virtual pada Jumat (6/11).
Meski hanya berlangsung beberapa hari, Astawa menyebut periode libur itu menjadi momen yang ditunggu oleh masyarakat bali. Pasalnya, 1,28 juta masyarakat Bali bekerja di sektor pariwisata dan turunannya.
Pariwisata, lanjut dia, merupakan tulang punggung Pemprov Bali karena 55 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali disumbang dari sektor pariwisata.
Memasuki bulan ke-8 kehilangan turis, Astawa bilang dampaknya terhadap perekonomian Bali sangat dalam.
Ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal II yang minus 10,98 persen. Laju ekonomi turun kian dalam pada kuartal III 2020 menjadi negatif 12,28 persen dibandingkan periode sama 2019.
Oleh karena itu, ia bilang pihaknya bersama dengan pemerintah pusat melakukan berbagai cara untuk meyakinkan masyarakat bahwa Pulau Dewata sudah siap menerima tamu dan merupakan destinasi yang aman.
“Kami melakukan sertifikasi industri pariwisata dari hotel, restoran, transportasi, hingga objek wisata kami sertifikasi dengan tenaga-tenaga yang qualified,” terangnya.
Selain menggelontorkan dana sebesar Rp22 miliar untuk promosi lewat sosial media, Pempus dan Pemda Bali juga memutuskan untuk tetap menggelar Bali Democracy Forum Pilar Ekonomi ke-13 tahun ini secara fisik di Nusa Dua, Bali.
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menyebutkan acara yang sudah berlangsung sejak Oktober-November lalu ini diselenggarakan dengan protokol kesehatan yang ketat.
[Gambas:Video CNN]
Tak digelar dalam forum besar, sepanjang dua bulan, forum dipecah ke dalam beberapa pertemuan kecil. Dilakukan secara fisik, pemerintah ingin mengirimkan sinyal bahwa Bali siap menerima tamu dan merupakan destinasi yang aman.
Selain itu, Mahendra menyebut forum internasional ini juga akan mampu membantu memulihkan perekonomian Bali yang terpuruk.
“Pesan lain yang bisa kami sampaikan adalah kami bekerja sama dengan Pemda, bekerja sama dengan seluruh pihak yang bertanggungjawab terkait dengan langkah membuka kembali pariwisata Bali untuk para wisatawan luar negeri,” tutup dia.
(wel/sfr)