fbpx

Ini syarat dan bunga pinjaman modal tanpa agunan dari BNI


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 7,5 triliun hingga Juni 2020. Begini syarat dan bunga pinjaman modal tanpa agunan dari BNI.

Dikutip dari pemberitaan Kontan.co.id, 23 Juli 2020, realisasi tersebut belum mencapai separuh dari kuota KUR yang diperoleh bank pelat merah tersebut tahun ini, mencapai Rp 22 triliun.

Sejak awal pandemi Covid-19 sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menghadapi tekanan yang membuat permintaan KUR lesu.

GM Divisi Bisnis Usaha Kecil-2 BNI Bambang Setyatmojo mengatakan, selama April dan Mei, banknya lebih fokus membantu meringankan beban pelaku UMKM lewat program restrukturisasi kredit.

KUR BNI atau Kredit Usaha Rakyat BNI adalah fasilitas kredit dari Bank Negara Indonesia untuk digunakan sebagai tambahan modal usaha produktif dalam bentuk Kredit Modal Kerja. Selain itu, nasabah BNI juga dapat menggunakan fasilitas kredit ini sebagai Kredit Investasi.

Baca Juga: Ada 6 produk fintech terbaru BRI, ini daftarnya

Syarat umum KUR mikro BNI

1. Kriteria pemohon:

  • Individu/perseorangan atau badan usaha.
  • Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
  • Anggota keluarga dari karyawan / karyawati yang berpenghasilan tetap atau bekerja sebagai Tenaga kerja Indonesia (TKI).
  • TKI yang purna dari bekerja di luar negeri.
  • Pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang melakukan usaha produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup.

Baca Juga: Menkop UKM ingatkan agar Banpres digunakan untuk usaha produktif

2. Perizinan usaha:

  • Individu/perseorangan atau Badan usaha perorangan : minimal Surat Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) yang diterbitkan Pemerintah Daerah dan/atau surat keterangan usaha dari Kelurahan setempat atau surat izin lainnya.
  • Badan usaha diluar butir a di atas mengacu ketentuan BNI.

3. Kualitas Kredit Bank (jika ada) adalah lancar.

4. Pengalaman usaha minimal 6 (enam) bulan.

5. Usia pemohon (khusus untuk pemohon individu / perserorangan) minimal 21 tahun atau belum berusia 21 tahun tetapi sudah menikah.

6. Tidak sedang menerima kredit produktif dari Perbankan dan/atau tidak sedang menerima kredit program dari Pemerintah (kecuali KUR).

7. NPWP : Tidak disyaratkan.

8. Jaminan: Tidak diwajibkan jaminan tambahan.

Baca Juga: Walau tinggal hitungan bulan, BNI Syariah yakin target KUR terpenuhi

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Permintaan KTA perbankan mulai bergairah


ILUSTRASI. Kredit Tanpa Agunan (KTA)

Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah membatasi pemasaran produk kredit tanpa agunan (KTA) saat puncak pandemi virus corona (Covid-19) beberapa waktu lalu, kini sejumlah perbankan mulai berani bergerak. Selain karena pandemi Covid-19 yang mereda, ternyata permintaan terhadap KTA juga mulai tumbuh perlahan, lantaran bank juga masih sangat selektif menyalurkan produk ini.

“Permintaan sudah mulai ada, terutama dari nasabah existing, namun memang belum sebanyak sebelum pandemi, sehingga pertumbuhan keseluruhan masih negatif,” kata DIrektur Bisnis Konsumer PT Bank CIMB NIaga Tbk (BNGA) Lani Darmawan kepada Rabu (11/11).

Segmen KTA juga sejatinya menjadi pemberat pertumbuhan kredit yang tercatat masih tumbuh 4,1% (yoy) menjadi Rp 54,82 triliun sampai akhir September 2020. Diperinci, KPR, dan KKB jadi penopang pertumbahan masing-masing7,9% (yoy), dan 7,0% (yoy). Sedangkan KTA negatif 10,2% (yoy), dan kartu kredit 4,4% (yoy).

Adapun sampai September 2020, portofolio KTA Bank CIMB Niaga tercatat senilai Rp 3,88 triliun.

Baca Juga: CIMB Niaga (BNGA) bukukan laba Rp 1,9 triliun pada kuartal III 2020

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sejak April 2020 menghentikan pemasaran produk KTA kini juga mulai kembali dibuka secara terbatas. Hanya kepada nasabah yang merupakan pegawai dengan fasilitas penggajian (payroll) via BCA.

Sampai September 2020 portofolio BCA di segmen ini mencapai Rp 2,84 trilin. Meski secara tahunan masih negatif 3,3% (yoy), namun dibandingkan kuartal sebelumnya sudah mulai terlihat pertumbuhan 3,0% (qtq).

“Kami mencermati, di tengah tantangan pandemi yang dinamis, permintaan kredit juga masih dalam tahap pemulihan,” ujar Direktur BCA Santoso Liem kepada Kontan.co.id.

Sementara di bank pelat merah pertumbuhan KTA justru relatif masih baik. Maklum mereka biasa memasarkan produk ini kepada pegawai-pegawai perusahaan pelat merah pula.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya sampai kuartal III-2020 portofolio KTA mencapai Rp 29,05 triliun dengan pertumbuhan 12,8% (yoy). Segmen ini menjadi penopang pertumbuhan kredit konsumer perseroan yang tumbuh 4,5% (yoy) menjadi Rp 87,41 triliun.

“Produk payroll loan kami BNI Fleksi menjadi penopang pertumbuhan kredit konsumer (tanpa kartu kredit) yang tumbuh 8% (yoy). Ini telah melampaui target pertumbuhan kami sebesar 4%,” kata Direktur Konsumer BNI Corina Leyla kepada KONTAN.

Ia menambahkan pemasaran BNI Fleksi memang difokuskan kepada para ASN, dan pegawai BUMN yang memiliki tingkat pensiun maupun pergantian pegawai yang rendah. Pun sasarannya kepada para pegawai level menengah atas.

Baca Juga: Kredit seret, bank pilih taruh dana di obligasi

Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Handayani pun setali tiga uang. Sampai akhir September KTA perseroan masih tumbuh 1,5% (yoy) menjadi Rp 101,0 triliun. Sekaligus menjadi penyumbang terbesar kredit konsumer perseroan Rp 142,5 triliun yang tumbuh 3,4% (yoy).

Selain secara konvensional, personal loan BRI via platform digital juga mencatat pertumbuhan yang baik sampai kuartal III-2020. Platform Ceria misalnya kini telah digunakan 10.414 nasabah dan memiliki portofolio Rp 20,1 miliar dengan sales volume Rp 52 miliar.

Sementara kerja sama BRI dengan Traveloka melaluia Traveloka Paylater kini telah digunakan 35.174 pengguna dengan portofolio Rp 211,3 miliar dan sales volume R 366,5 miliar.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link

Dongkrak pertumbuhan cash management, BNI dan BRI kembangkan fitur baru


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank mengembangkan fitur layanan untuk memperbesar bisnis cash management. Misal, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terus melakukan pengembangan fitur-fitur pada layanan pengeloaan kas atau cash management system (CMS) untuk mengakomodasi kondisi di masa post normal atau masa dimana masyarakat dipaksa berdamai dengan Covid-19.

Beberapa fitur baru yang sudah dikembangkan BNI diantaranya global transactional banking, online registration dari BNIDirect, pengembangan API corporate, serta digital tax atau pembayaran pajak untuk fintech dan e-commerce internasional melalui kanal Cash Management BNI.

Pemimpin Divisi Jasa Transaksional BNI Agung Kurniawan mengatakan, saat ini BNI juga telah memulai pengembangan transaksi trade secara online melalui BNIDirect.

“Ke depannya, kami berencana untuk mengembangkan fungsi otomasi untuk pengembangan ekosistem pada platform. Sehingga akan memudahkan nasabah-nasabah melakukan transaksi melalui Cash Management BNI, yaitu BNIDirect, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (9/11).

Dengan pengembangan fitur-fitur tersebut, BNI memperkirakan pendapatan komisi atau fee based income (FBI) dari layanan CMS bisa tumbuh 13,5% sampai dengan akhir tahun.

Baca Juga: Luncurkan fitur baru, BNI prediksi pendapatan cash management tumbuh 13,5% di 2020

Agung bilang, melalui fitur-fitur unggulan Cash Management BNI maka masyarakat akan lebih mudah melakukan transaksi-transaksi perbankan di mana saja.

Per September 2020, volume transaksi layanan pengelolaan kas BNI masih tumbuh cukup baik yakni 10% menjadi Rp 2.500 triliun. In tercermin dari solidnya pertumbuhan giro BNI pada periode itu yang tercatat tumbuh 34%.

Namun, pendapatan BNI secara keseluruhan dari layanan ini masih turun. Penyebabnya, lantaran proyek-proyek baru di masa Covid-19 mengalami penurunan. Sedangkan produk cash management lain tetap bertumbuh, seperti transaksi yang berkaitan dengan payment, collection dan liquidity management.

Kenaikan FBI dari transaksi itu ditandai dengan pendapatan dari Payment Point Online Bank (PPOB) atau layanan pembayaran online selama tagihan 24 jam dan bill payment sebesar Rp 190 miliar per September 2020 atau tumbuh 6% dari periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY). “Inovasi baru yang sudah dilakukan kami harapkan akan meningkatkan pertumbuhan FBI hingga Desember 2020,” ujar Agung.

Sementara hingga kuartal III 2020, BNI telah berhasil melakukan penambahan sejumlah 14.995 nasabah baru sebagai pengguna Cash Management BNI. Itu tumbuh 43% secara YoY. Sehingga total pengguna layanan pengelolaan kas BNI per September 2020 mencapai 68.361 nasabah atau bertambah 73,5% dari September 2019.

BRI

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga terus melakukan pengembangan fitur-fitur baru pada layanan CMSnya. Adapun yang sudah dikembangkan dari Januari-September tahun ini diantaranya mass billing payment dan virtual account.

Lalu BRI melengkapi fitur liquidity management untuk korporasi, penyempurnaan sistem host to host (H2H) dengan beberapa klien korporasi, forex, bank garansi dan trade finance online, serta pengembangan API untuk memudahkan nasabah bertransaksi dari sistem internal mitra.

Dengan pengembangan fitur-fitur anyar itu, pendapatan yang diperoleh BRI dari bisnis pengelolaan kas itu berhasil tumbuh. Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, fee based income (FBI) dari CMS per September 2020 meningkat 30,3% YoY

Volume transaksinya juga meningkat sebesar 9% di tengah pandemi ini. Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya utilitas fitur outgoing payment dan liquidity management. “Sampai akahir tahun, kami proyeksi FBI CMS akan naik 38% dengan volume transaksi mencapai Rp 2.765 triliun,” kata Astika, Selasa (10/11).

Adapuan jumlah penggunan CMS BRI hingga September 2020 meningkat 18% menjadi 26.000 klien. Itu terdiri dari 1.400 nasabah korporasi , 4.200 klien kementerian dan lembaga, dan sisanya klien komersial dan ritel.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link

BNI dan BRI kembangkan fitur baru untuk dorong pertumbuhan cash management


ILUSTRASI. Beberapa bank besar terus melakukan pengembangan fitur-fitur pada layanan pengeloaan kas atau cash management system (CMS)

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terus melakukan pengembangan fitur-fitur pada layanan pengeloaan kas atau cash management system (CMS) untuk mengakomodasi kondisi di masa post normal atau masa dimana masyarakat dipaksa berdamai dengan Covid-19.

Beberapa fitur baru yang sudah dikembangkan BNI diantaranya global transactional banking, online registration dari BNIDirect, pengembangan API corporate, serta digital tax atau pembayaran pajak untuk fintech dan e-commerce internasional melalui kanal Cash Management BNI.

Pemimpin Divisi Jasa Transaksional BNI Agung Kurniawan mengatakan, saat ini BNI juga telah memulai pengembangan transaksi trade secara online melalui BNIDirect.

“Ke depannya, kami berencana untuk mengembangkan fungsi otomasi untuk pengembangan ekosistem pada platform. Sehingga akan memudahkan nasabah-nasabah melakukan transaksi melalui Cash Management BNI, yaitu BNIDirect, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (9/11).

Dengan pengembangan fitur-fitur tersebut, BNI memperkirakan pendapatan komisi atau fee based income (FBI) dari layanan CMS bisa tumbuh 13,5% sampai dengan akhir tahun.

Baca Juga: Luncurkan fitur baru, BNI prediksi pendapatan cash management tumbuh 13,5% di 2020

Agung bilang, melalui fitur-fitur unggulan Cash Management BNI maka masyarakat akan lebih mudah melakukan transaksi-transaksi perbankan di mana saja.

Per September 2020, volume transaksi layanan pengelolaan kas BNI masih tumbuh cukup baik yakni 10% menjadi Rp 2.500 triliun. In tercermin dari solidnya pertumbuhan giro BNI pada periode itu yang tercatat tumbuh 34%.

Namun, pendapatan BNI secara keseluruhan dari layanan ini masih turun. Penyebabnya, lantaran proyek-proyek baru di masa Covid-19 mengalami penurunan. Sedangkan produk cash management lain tetap bertumbuh, seperti transaksi yang berkaitan dengan payment, collection dan liquidity management.

Kenaikan FBI dari transaksi itu ditandai dengan pendapatan dari Payment Point Online Bank (PPOB) atau layanan pembayaran online selama tagihan 24 jam dan bill payment sebesar Rp 190 miliar per September 2020 atau tumbuh 6% dari periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY). “Inovasi baru yang sudah dilakukan kami harapkan akan meningkatkan pertumbuhan FBI hingga Desember 2020,” ujar Agung.

Sementara hingga kuartal III 2020, BNI telah berhasil melakukan penambahan sejumlah 14.995 nasabah baru sebagai pengguna Cash Management BNI. Itu tumbuh 43% secara YoY. Sehingga total pengguna layanan pengelolaan kas BNI per September 2020 mencapai 68.361 nasabah atau bertambah 73,5% dari September 2019.

BRI

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga terus melakukan pengembangan fitur-fitur baru pada layanan CMSnya. Adapun yang sudah dikembangkan dari Januari-September tahun ini diantaranya mass billing payment dan virtual account.

Lalu BRI melengkapi fitur liquidity management untuk korporasi, penyempurnaan sistem host to host (H2H) dengan beberapa klien korporasi, forex, bank garansi dan trade finance online, serta pengembangan API untuk memudahkan nasabah bertransaksi dari sistem internal mitra.

Dengan pengembangan fitur-fitur anyar itu, pendapatan yang diperoleh BRI dari bisnis pengelolaan kas itu berhasil tumbuh. Aestika Oryza Gunarto, Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, fee based income (FBI) dari CMS per September 2020 meningkat 30,3% YoY

Volume transaksinya juga meningkat sebesar 9% di tengah pandemi ini. Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya utilitas fitur outgoing payment dan liquidity management. “Sampai akahir tahun, kami proyeksi FBI CMS akan naik 38% dengan volume transaksi mencapai Rp 2.765 triliun,” kata Astika, Selasa (10/11).

Adapuan jumlah penggunan CMS BRI hingga September 2020 meningkat 18% menjadi 26.000 klien. Itu terdiri dari 1.400 nasabah korporasi , 4.200 klien kementerian dan lembaga, dan sisanya klien komersial dan ritel.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link

Sinergi pembiayaan ekspor UKM, Kemendag jalin MoU dengan perbankan


ILUSTRASI. Kemendag dan LPEI jalin kerja sama dengan perbankan untuk pembiayaan ekspor UKM.

Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan bersinergi dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dalam menyediakan pembiayaan ekspor bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Sinergi ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) mengenai penyediaan dan pemanfaatan jasa layanan perbankan dalam rangka peningkatan ekspor.

Penandatanganan MoU dilakukan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Kasan dengan Direktur Hubungan Kelembangaan Bank BNI, Sis Apik Wijayanto hari ini, Kamis (5/11) di Hotel Aston Cirebon, Jawa Barat. Turut menyaksikan secara langsung Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) D. James Rompas.

“Sinergi Kementerian Perdagangan dengan Bank BNI sebagai mitra yang strategis dalam memberikan layanan perbankan adalah memberikan dukungan pembiayaan ekspor, salah satunya untuk para pelaku UKM yang juga merupakan penyumbang surplus bagi neraca perdagangan. Kerja sama ini diharapkan dapat membantu pelaku UKM melakukan ekspor sehingga dapat meningkatkan kinerja ekspor nasional,” ujar Kasan dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (5/11) malam.

Selain itu, Kasan juga menyampaikan agar pelaku usaha dapat mempertahankan hubungan dagang dengan mitranya saat ini dan menjaga kemampuan untuk mencari potensi pasar baru.

Baca Juga: Merger bank syariah BUMN akan garap segmen wholesale, konsumer dan UMKM

Selanjutnya, Mendag Agus menyaksikan penyerahan secara simbolis pembiayaan ekspor dari perbankan kepada sebelas UKM berorientasi ekspor senilai Rp 16,10 miliar. Pembiayaan ekspor tersebut diberikan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

“Pembiayaan ekspor ini diharapkan dapat membantu ‘UKM Naik Kelas’ untuk tetap menggerakkan roda usahanya. Sehingga, mampu berkontribusi dalam peningkatan ekspor nonmigas dan ikut memperbaiki neraca perdagangan dan ekonomi nasional,” kata Mendag Agus.

Di masa pandemi Covid-19 ini Kemendag terus berkomitmen menjaga keberlangsungan ekspor, termasuk produk-produk UKM. Untuk itu, Kemendag menjalin sinergi dengan berbagai pihak melalui pemberian stimulus fiskal maupun nonfiskal bagi pelaku usaha, termasuk bagi usaha kecil menengah (UKM). Sehingga, diharapkan dalam waktu relatif singkat mampu memperbaiki kinerja perdagangan internasional Indonesia.

“Negara-negara di dunia telah merespon kondisi pandemi Covid-19 melalui sejumlah kebijakan yang dapat membangkitkan kembali aktivitas ekonomi domestik dan global,” sambung Kasan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif LPEI, D. James Rompas menilai banyak pelaku usaha yang membutuhkan dukungan finansial maupun nonfinansial di masa pemulihan akibat pandemi. Melalui skema penugasan khusus ekspor dari pemerintah, LPEI menyediakan dukungan finansial melalui produk pembiayaan bagi pelaku usaha UKM berorientasi ekspor. Selain itu, LPEI juga memiliki fasilitas penjaminan yang menempatkan LPEI sebagai lembaga pemberi kredit (credit enhancer) yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha untuk memperoleh akses pembiayaan dari bank.

“Akses pembiayaan ini dibutuhkan oleh para pelaku usaha untuk memulihkan bisnisnya dan bangkit dari keterpurukan akibat pelemahan aktivitas ekonomi yang disebabkan oleh pandemi,” ujar James.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Mudahkan transaksi bilateral, BNI layani local currency settlement dengan Jepang


ILUSTRASI. Dua orang staf sedang beraktivitas di Kantor Sub Branch BNI Osaka, Jepang. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/ama.

Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan Jepang telah mengimplementasikan rencana penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian perdagangan bilateral dan investasi langsung (Local Currency Settlement) antara kedua negara. Untuk itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menjadi satu-satunya bank asal Indonesia yang ditunjuk oleh dua otoritas keuangan sekaligus, yaitu oleh Bank Indonesia maupun oleh Kementerian Keuangan Jepang sebagai Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD).

Sebagai bank yang fokus terhadap International Banking, BNI turut berkomitmen untuk mendorong peningkatan investasi sebagai bagian dari program 365 Hari Untuk Indonesia dari Kementerian BUMN. Upaya tersebut dilakukan dengan menciptakan ekosistem investasi yang sehat dengan ditunjang oleh kemudahan layanan BNI.

Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, salah satu tujuan dari langkah tersebut adalah agar masing-masing negara bisa menggunakan kuotasi nilai tukar secara langsung. Dengan demikian, transaksi LCS akan dapat mengurangi risiko terkait fluktuasi nilai tukar yang mungkin terjadi saat setelmen dan turut menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.

“Bagi para pelaku pasar, seperti misalnya investor dari Jepang, transaksi LCS menjadi salah satu opsi baru dalam transaksi yang lebih mudah dan aman. Melalui keberadaan Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) BNI di Tokyo dan Osaka, BNI telah memiliki rekening special purpose non-resident account (SNA) yen Jepang (JPY) di bank ACCD Jepang dan begitu pula sebaliknya. Investor Jepang yang hendak berinvestasi di Indonesia juga dapat membuka rekening sub-SNA IDR di BNI,” ujar Corina dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Minggu (1/11).

Baca Juga: Bank BNI dorong nasabah kirim uang ke luar negeri secara digital

Corina juga mengatakan, sebagai bank ACCD, BNI berpeluang untuk menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) serta mendiversifikasikan produk dan layanannya kepada para nasabah internasional tersebut.

Adapun produk dan layanannya adalah seperti pembukaan rekening giro dan cash management, foreign exchange (forex), penerbitan letter of credit (L/C), pemberian fasilitas modal kerja, penyediaan informasi tentang kondisi perekonomian, iklim investasi, hingga menyelesaikan perizinan, serta relokasi usaha di Indonesia.

“Saat ini, di Indonesia terdapat lebih dari 1.500 perusahaan yang merupakan bagian dari investasi Jepang dengan bentuk joint venture atau anak perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut sebagian besar adalah nasabah Bank Pembangunan Daerah di Jepang (Japan Regional Banks/JRB) yang berinvestasi di Indonesia. Sebagian besar merupakan perusahaan berbasis teknologi,” ujarnya.

JRB tersebut tidak memiliki kantor cabang di Indonesia. Sehingga BNI memanfaatkan kondisi tersebut dengan memberikan pelayanan perbankan lengkap bagi JRB beserta nasabah JRB di Indonesia, termasuk transaksi LCS. Diharapkan akan lebih banyak investor yang berinvestasi di Indonesia berkat kemudahan LCS tersebut.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link

Mudahkan Transaksi Bilateral, BNI Layani LCS


JawaPos.com – Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan Jepang telah mengimplementasikan rencana penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian perdagangan bilateral dan investasi langsung (Local Currency Settlement) antara kedua negara tersebut.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menjadi satu-satunya bank asal Indonesia yang ditunjuk oleh dua otoritas keuangan sekaligus, yaitu oleh Bank Indonesia maupun oleh Kementerian Keuangan Jepang sebagai Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD).

Sebagai bank yang fokus terhadap International Banking, BNI turut berkomitmen untuk mendorong peningkatan investasi sebagai bagian dari program 365 Hari Untuk Indonesia dari Kementerian BUMN. Upaya tersebut dilakukan dengan menciptakan ekosistem investasi yang sehat dengan ditunjang oleh kemudahan layanan BNI.

Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, salah satu tujuan dari langkah tersebut adalah agar masing-masing negara bisa menggunakan kuotasi nilai tukar secara langsung. Dengan demikian, transaksi LCS akan dapat mengurangi risiko terkait fluktuasi nilai tukar yang mungkin terjadi saat setelmen dan turut menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah.

“Bagi para pelaku pasar, seperti misalnya investor dari Jepang, transaksi LCS menjadi salah satu opsi baru dalam transaksi yang lebih mudah dan aman,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (31/10).

Melalui keberadaan Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) BNI di Tokyo dan Osaka, BNI telah memiliki rekening special purpose non-resident account (SNA) Yen Jepang (JPY) di bank ACCD Jepang dan begitu pula sebaliknya. “Investor Jepang yang hendak berinvestasi di Indonesia juga dapat membuka rekening sub-SNA IDR di BNI,” imbuhnya.

Corina juga mengatakan, sebagai bank ACCD, BNI berpeluang untuk menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) serta mendiversifikasikan produk dan layanannya kepada para nasabah internasional tersebut.

Adapun produk dan layanannya adalah seperti pembukaan rekening giro dan cash management, foreign exchange (forex), penerbitan letter of credit (L/C), pemberian fasilitas modal kerja, penyediaan informasi tentang kondisi perekonomian, iklim investasi, hingga menyelesaikan perizinan, serta relokasi usaha di Indonesia.

“Saat ini, di Indonesia terdapat lebih dari 1.500 perusahaan yang merupakan bagian dari investasi Jepang dengan bentuk joint venture atau anak perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut sebagian besar adalah nasabah Bank Pembangunan Daerah di Jepang (Japan Regional Banks/JRB) yang berinvestasi di Indonesia. Sebagian besar merupakan perusahaan berbasis teknologi,” ujarnya.

JRB tersebut tidak memiliki kantor cabang di Indonesia. Sehingga BNI memanfaatkan kondisi tersebut dengan memberikan pelayanan perbankan lengkap bagi JRB beserta nasabah JRB di Indonesia, termasuk transaksi LCS. Diharapkan akan lebih banyak investor yang berinvestasi di Indonesia berkat kemudahan LCS tersebut.

Saksikan video menarik berikut ini:

Editor : Bintang Pradewo

Reporter : Romys Binekasri, ARM





Source link

​Cara mudah buka rekening BNI secara online


ILUSTRASI. Dua orang pengunjung menunjukkan aplikasi New BNI Mobile Banking yang diluncurkan pada acara Soundfest di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/ama.

Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - Cara buka rekening BNI secara online bisa dilakukan dengan mudah.

Kini pembukaan rekening BNI Taplus dan BNI Taplus Muda dapat dilakukan secara digital melalui BNI Mobile Banking tanpa perlu datang ke cabang.

Layanan tersebut ditujukan untuk calon nasabah yang belum pernah memiliki rekening BNI.

Salah satu kemudahannya yakni setelah melakukan pembukaan rekening BNI secara online bisa langsung digunakan untuk transaksi menggunakan BNI Mobile Banking.

Baca Juga: BNI perkuat layanan digital di tengah pandemi

Cara buka rekening BNI secara online

Cara buka rekening BNI online

Berikut cara buka rekening BNI secara online dirangkum dari laman resmi perseroan:

  • Download aplikasi BNI Mobile Banking.
  • Buka Aplikasi BNI Mobile Banking, apabila Anda nasabah baru anda dapat melanjutkan dengan klik “Buka Rekening BNI”.
  • Mulai buka tabungan digital dengan klik “Daftar”.
  • Siapkan e-KTP serta NPWP (bila ada)
  • Input kode referal (untuk pembukaan rekening tabungan dengan promo).
  • Input data diri hingga menyelesaikan proses video banking.
  • Anda akan mendapatkan nomor rekening dan nomor kartu debit virtual.
  • Segera aktivasi BNI mobile banking untuk bisa melakukan transaksi.

Apabila anda telah melakukan pengisian data dan belum sempat melakukan video banking, anda dapat melanjutkan proses pembukaan tabungan dengan klik “mulai”. Lalu mengisi kode referensi.

Petugas BNI akan tersedia pada setiap hari pada pukul 06.00 - 22.00 WIB. Kode refrensi akan berlaku 24 (dua puluh empat) jam.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link

Soal pemberian kredit, BBNI ingin tumbuh selektif dan prudent


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID -

JAKARTA.Kinerja PT Bank Negara Indonesia Tbk atau Bank BNI (BBNI) pada kuartal III 2020 kurang cemerlang. Bank BNI / BBNI mencatatkan laba bersih Rp 4,32 triliun, turun 63,9% yoy dari Rp 11,97 triliun di akhir September 2019.

Bila dirinci, penurunan ini tak terlepas dari perlambatan dari pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang terbilang stagnan di kuartal III 2020 menjadi Rp 26,64 triliun. Meski begitu pendapatan non bunga BBNI ini masih cukup positif dengan kenaikan sebesar 7,2% secara yoy menjadi Rp 8,71 triliun.

Perlambatan perolehan pendapatan bunga itu juga membuat posisi margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) Bank BNI ikut menyusut 60 basis poin secara tahunan menjadi 4,3%. Akan tetapi, posisi tersebut sebenarnya masih lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi NIM BNI di tahun ini yang bakal ada di kisaran 3,7%-4,0% berdasarkan Presentasi Perusahaan di kuartal III 2020.

Beberapa rasio profitabilitas lain seperti return on equity (ROE) juga menurun sebesar 9,3% secara tahunan menjadi hanya sebesar 5,4% di kuartal III 2020 dari tahun sebelumnya 14,7%. Sedangkan return on asset (ROA) menurun 1,6% secara tahunan menjadi sebesar 0,9%.

Baca Juga: Begini strategi BNI mendorong bisnis di tengah pandemi

Perlambatan perolehan laba perseroan ini juga bisa disebabkan oleh meningkatnya mitigasi risiko perseroan. Tercermin dari coverage ratio yang naik signifikan dari 159,2% di September 2019 menjadi sebesar 206,9% di akhir September 2020 atau meningkat sebanyak 47,6%.

Wajar kalau BNI terus memupuk pencadangan yang cukup jumbo tahun ini. Sebab, kalau melihat posisi non performing loan (NPL) perseroan per kuartal III 2020 memang ada kenaikan cukup tinggi sebesar 1,8% menjadi 3,6%.

Di samping itu, loan at risk (LAR) untuk kredit yang direstrukturisasi terkait Covid-19 juga meninggi hingga mencapai 28,7%.

Direktur IT dan Operasi BNI Y.B Hariantono mengatakan, peningkatan coverage ratio ini merupakan langkah strategis yang diambil perseroan untuk meredam potensi risiko kredit yang sedang tinggi di masa pandemi.

“Langkah mitigasi kredit, kami ingin tumbuh selektif dan prudent. Dengan memperhatikan prospek dan kemampuan bayar debitur,” katanya dalam paparan kinerja kuartal III 2020 secara virtual, Selasa (27/10).

Asal tahu saja, pada kuartal III-2020 realisasi kredit BNI masih tumbuh sebesar 4,2% secara year on year (yoy) menjadi Rp 582,38 triliun.

Di sisi lain, realisasi dana pihak ketiga (DPK) tumbuh signifikan sebesar 21,4% yoy menjadi Rp 705,09 triliun dari periode setahun sebelumnya Rp 580,97 triliun. Pertumbuhan DPK yang signifikan tersebut tentunya ikut menopang peningkatan aset perseroan yang kini telah menembus Rp 916,95 triliun atau meningkat 12,5% secara tahunan.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link

Yuk, intip siapa yang punya kinerja paling baik antara BNI, Mandiri dan BCA


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memang membuat kemampuan bank mencetak laba semakin melemah. Tiga bank besar yang telah melaporkan kinerja di kuartal III 2020 yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masing-masing mencatat penurunan laba.

Namun, kalau dibandingkan satu persatu, Bank BCA mencatatkan laba paling jumbo dengan penurunan paling rendah. Tercatat per September 2020 BCA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 20,03 triliun hanya turun tipis dari setahun sebelumnya sebesar Rp 20,92 triliun atau sebanyak 4,2% secara yoy.

Meski menurun, namun secara kuartalan, laba perseroan tumbuh signifikan 37,8% (qtq) menjadi Rp 7,79 triliun sepanjang kuartal III-2020. Sementara pada kuartal II-2020 laba bersih perseroan senilai Rp 5,65 triliun, dan Rp 6,58 triliun pada kuartal I-2020.

Baca Juga: Kinerja masih tertekan, ini rekomendasi saham-saham perbakan

Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja dalam paparan daring, Senin (26/10) mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa ekonomi nasional mulai mengalami pemulihan. “Kalau dilihat, kuartal II-2020 ekonomi nasional memang tengah berada pada titik nadir akibat pandemi. PSBB dilakukan secara ketat, ekonomi stagnan, distribusi barang dari Jakarta terhambat ke daerah. Masuk kuartal III-2020, PSBB diperlonggar, pada tahap ini ekonomi kembali menggeliat,” ungkap Jahja.

Ada beberapa hal yang membuat laba BCA tidak turun terlalu dalam. Pertama, dari pendapatan bunga bersih yang masih bisa naik 9% yoy menjadi Rp 40,8 triliun. Kemudian pendapatan non bunga masih tumbuh kendati tipis sebesar 3% yoy menjadi Rp 15,1 triliun.

Berbeda dengan BCA, dua bank BUMN BUKU IV mencatat penurunan laba cukup dalam. Bank BNI pada kuartal III 2020 mencatatkan laba bersih Rp 4,32 triliun, turun 63,9% yoy dari Rp 11,97 triliun di akhir September 2019.

Bila dirinci, penurunan ini tak terlepas dari perlambatan dari pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang terbilang stagnan di kuartal III 2020 menjadi Rp 26,64 triliun. Meski begitu pendapatan non bunga bank berlogo 46 ini masih cukup positif dengan kenaikan sebesar 7,2% secara yoy menjadi Rp 8,71 triliun.

Baca Juga: Bank Permata luncurkan Permata Net, apa itu?

Perlambatan perolehan pendapatan bunga itu juga membuat posisi margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) Bank BNI ikut menyusut 60 basis poin secara tahunan menjadi 4,3%. Akan tetapi, posisi tersebut sebenarnya masih lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi NIM BNI di tahun ini yang bakal ada di kisaran 3,7%-4,0% berdasarkan Presentasi Perusahaan di kuartal III 2020.

Perlambatan perolehan laba perseroan ini juga bisa disebabkan oleh meningkatnya mitigasi risiko perseroan. Tercermin dari coverage ratio yang naik signifikan dari 159,2% di September 2019 menjadi sebesar 206,9% di akhir September 2020 atau meningkat sebanyak 47,6%.

Wajar kalau BNI terus memupuk pencadangan yang cukup jumbo tahun ini. Sebab, kalau melihat posisi non performing loan (NPL) perseroan per kuartal III 2020 memang ada kenaikan cukup tinggi sebesar 1,8% menjadi 3,6%.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link