fbpx

Private placement rampung, CAR Bank Bukopin bakal menjadi 16%-17%


ILUSTRASI. Pasca private placement, KB Kookmin Bank memiliki 67% saham Bank Bukopin.

Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) telah merampungkan aksi korporasi lanjutan dalam rangka memperbaiki struktur permodalan dan likuiditas Perseroan, melalui skema penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Aksi korporasi lanjutan tersebut telah mendapat persetujuan para pemegang saham dalam RUPSLB 25 Agustus lalu, menyusul proses yang telah diselesaikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya. Rencana pelaksanaan PMTHMETD telah diumumkan pada 26 Agustus 2020. Dan sesuai rencana, transaksi penambahan modal itu telah dilakukan pada 2 September 2020.

Pada private placement ini, Bank Bukopin menerbitkan saham baru sebanyak 16.360.578.947 lembar saham kelas B dengan nilai transaksi Rp 190 per lembar saham. Sesuai dengan keterbukaan informasi yang sudah dilakukan pada tanggal 14 Juli, 19 Agustus dan 26 Agustus 2020, saham baru tersebut diserap seluruhnya oleh KB Kookmin Bank, yang merupakan pemegang saham pengendali BBKP pasca proses aksi korporasi sebelumnya yakni rights issue atau Penawaran Umum Terbatas V (PUT V) yang berakhir 30 Juli 2020.

Dengan private placement tersebut, Bank Bukopin kini memiliki struktur permodalan yang solid. Dana yang berhasil diserap BBKP sejumlah Rp 3,1 triliun. Sehingga rasio kecukupan modal BBKP diperkirakan meningkat menjadi 16% – 17%.

Baca Juga: Polemik pengendali Bukopin memanas, pemegang saham minoritas akan lapor polisi

Dengan selesainya proses private placement, komposisi pemegang saham Bank Bukopin menjadi KB Kookmin Bank dengan kepemilikan 67%, pemegang saham publik termasuk di dalamnya Kopelindo dengan kepemilikan 18,14%, Bosowa Corporindo dengan kepemilikan 11,68%, dan Negara Republik Indonesia sebanyak 3,18% saham.

Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono mengatakan, masuknya tambahan investasi KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham pengendali BBKP akan diiringi dengan upaya transformasi dan kolaborasi yang harmonis antara Bank Bukopin dan KB Kookmin Bank.

“Masuknya tambahan investasi KB Kookmin Bank di Bank Bukopin terutama di tengah masa pandemi Covid-19, terbukti daya tarik investasi di Indonesia masih sangat menarik. Maka harus dilakukan kolaborasi yang luar biasa, karena proses penambahan modal ini tidak lepasdari dukungan pemegang saham, regulator dan pemerintah. Kolaborasi dari seluruh lini, salah satunya product development hingga penjualan sedang kita garap. Ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk kita maju bersama dengan solid,” kata Rivan dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (4/9).

Bank Bukopin yakin dengan kolaborasi yang akan berjalan pasca PMTHMETD akan membuahkan pertumbuhan kinerja yang positif dan dapat bersaing dalam industri perbankan. “Dengan bergabungnya Bank Bukopin dalam KB Financial Group sebagai induk grup usaha KB Kookmin Bank, adalah momentum yang sangat baik untuk mengadaptasi international best practice guna menjadikan Bukopin dapat bersaing lebih baik di Indonesia maupun secara global,” lanjut Rivan.

Di tengah kondisi ekonomi yang kurang baik akibat pandemi, Bank Bukopin telah menyiapkan sejumlah program strategis untuk memacu pertumbuhan kinerja. Diantaranya dengan memacu pertumbuhan aset yang berkualitas, pengembangan fee based income, efisiensi operasional, memperbaiki struktur dana pihak ketiga dan menyiapkan bisnis masa depan melalui bisnis start up dan aliansi fintech serta menjangkau nasabah baru dari generasi milenial.

Ke depan, Rivan menjelaskan, Bank Bukopin masih akan tetap fokus pada segmen ritel yang di dalamnya terdapat sektor UMKM dan Konsumer sebagai engine growth dan segmen Komersial sebagai penyeimbang.

Baca Juga: Dituding tidak transparan, begini pembelaan Dirut Bank Bukopin (BBKP)

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Harga emas mentereng, gadai emas di bank syariah kebanjiran peminat


ILUSTRASI. Pegawai melakukan transaksi gadai emas dengan nasabah di Kantor Mandiri Syariah, Kuningan, Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pras.

Reporter: Annisa Fadila | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk gadai emas di sejumlah bank syariah pun kebanjiran peminat. Ini lantaran harga emas yang sedang tinggi. Apalagi dalam kondisi ekonomi yang sulit ini, tak sedikit yang menggadaikan emas untuk menutup kebutuhan.

Contohnya di PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah). Hingga Juni 2020, Mandiri Syariah mencatat total baki debet produk berbasis emas dan gadai tumbuh 21% year on year menjadi Rp 3,28 triliun.

Group Head Pawning Mandiri Syariah Ivan Baruna menyebutkan, gadai emas di Mandiri Syariah menerima emas berupa batangan mapun perhiasan. Nilai pembiayaan gadai yang diperoleh nasabah disesuaikan dengan nilai taksiran bank pada saat transaksi.

Baca Juga: Harga emas naik, tabungan emas Pegadaian diminati

“Sebelum nasabah memilih program ini, tentu akan dikenakan biaya tambahan seperti biaya admin dan ujrah. Untuk biaya administrasi, kisaran Rp 25.000 – Rp 125.000, sementara ujrah kurang lebih Rp 24.000 per bulan,” kata Ivan.

Adapun financing to value (FTV) yang ditetapkan Mandiri Syariah untuk gadai emas ada dua. Pertama, FTV emas perhiasan sebesar 80%. Kedua, FTV emas lantakan berkisar 95%.

Kenaikan gadai emas juga terjadi di PT Bank Syariah Bukopin (Bukopin Syariah). Bank ini mencatat, sampai saat ini dana yang disalurkan perusahaan melalui program gadai emas mencapai Rp 750 juta.

Corporate Secretary Bank Syariah Bukopin Evi Yulia Kurniawati menyatakan, untuk gadai emas nilai FTV di Bukopin maksimal 80% dari nilai objek gadai.

“Memang dalam prosesnya, nasabah akan dikenakan biaya tambahan lain seperti biaya ujrah (imbalan) dan administrasi. Biaya admin sendiri Rp 25.000, sedangkan ujrah sebesar 1% - 2% per bulan dari harga standar taksiran emas,” ujar Evi kepada Kontan.co.id (26/8).

Kendati demikian, Evi mengaku omzet pertumbuhan gadai emas di Bukopin Syariah belum tumbuh signifikan. Sebab, Bukopin Syariah masih memerlukan perbaikan proses maupun aktivitas pemasaran, bahkan struktur organisasi internal.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 10.000 jadi Rp 1.011.000 per gram pada Rabu (26/8)

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link