fbpx

BRI sudah selesaikan 70% rekomendasi hasil pemeriksaan BPK


ILUSTRASI. Antrean nasabah di kantor cabang BRI, Tangerang Selatan, Jumat (23/10/2020). KONTAN/Carolus Agus Waluyo

Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2018-2019, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan 27 temuan dalam dengan rekomendasi terhadap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Adapun perinciannya, 20 temuan merupakan penyaluran kredit di segmen korporasi pada 2018, dan telah dirampungkan 30 rekomendasi, sementara 18 lainnya masih dalam status pantau kemudian ada 7 temuan di semen trade finance, treasury, dan dana pihak ketiga (DPK) dimana seluruh rekomendasi yaitu 12 item telah diselesaikan BRI.

“70% Rekomendasi telah dinyatakan selesai,” tulis BRI dalam paparannya saat Rapat Dengar Pendapat bersama Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Senin (23/11).

Baca Juga: Dua debitur trade finance dan treasury Bank Mandiri dimasalahkan BPK

Adapun rekomendasi yang masih berstatus dalam pantauan berasal dari 7 temuan kredit korporasi pada 2018 yang meliputi aspek analisis kredit, perjanjian kredit, pencairan kredit, pengikatan agunan dan asuransi agunan, affirmative and negative convenant, serta restrukturisasi kredit.

Terkait temuan berstatus pantau, BRI menyatakan telah melakukan sejumlah tindak lanjut. Misalnya soal analisis kredit, perseroan telah analisis berdasar arus kas debitur teranyar. Pun sudah disepakati penyelesaian kredit secara bertahap melalui lelang agunan dan penawaran kepada investor. Serta perseroan juga telah menerima initial payment, US$ 25.000 dan pembayaran Rp 27 miliar.

Sementara terkait perjanjian kredit, BRI bilang telah melakukan revisi klausul. Selanjutnya soal pencairan kredit juga telah dipenuhi oleh debitur dan objek pembiayaan telah ada. Pun debitur telah membayar agunan Rp 31,5 miliar.

Kemudian soal pengikatan dan asuransi agunan, seluruh temuan disebut BRI telah dilindungi asuransi dengan bankers clause. Adapun ihwal temuan affrimative and negative convenant perseroan telah melakukan penyelesaian kredit via lelang, dan menerima angsuran dari debitur Rp 20 miliar.

Baca Juga: BNI Syariah bakal luncurkan uang elektronik syariah

Selain dua temuan tersebut, BPK juga turut menemukan 9 temuan dan memberikan 22 rekomendasi terkait penghitungan bunga KUR 2019. Temuan tersebut terkait pengelolaan, persyaratan izin usaha, kelebihan plafon, administrasi debitur, analisis, keterlambatan penerbitan sertifikat, klaim penjaminan, saldo subrogasi, dan kelebihan imbas jasa penjaminan.

“BRI telah menindaklanjuti seluruh rekomendasi dan masih dalam tahap verifikasi BPK,” lanjut BRI.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Menagih janji bankir menurunkan suku bunga kredit


ILUSTRASI. Workers leave Bank Indonesia headquarters in Jakarta, Indonesia, September 2, 2020. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) rajin memberi stimulus lewat pemangkasan suku bunga di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Terakhir bunga acuan diturunkan 25 basis point (bps) pada 19 November 2020 ke level 3,75%. Sehingga BI rate sudah dipotong 1,25% sepanjang tahun ini.

Namun, perbankan masih tetap pelit turunkan suku bunga kreditnya. Lihat saja dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata bunga kredit di semua segmen per Agustus masih turun tipis. Bunga kredit konsumsi hanya turun 0,04% secara year on year (YoY) ke level 11%, segmen Kredit Modal Kerja (KMK) turun 0,09% ke level 9,4% dan investasi turun 0,1% ke 9,16%.

Data yang dihimpun Ceicdata juga menunjukkan bahwa bunga kredit perbankan di Indonesia masih tinggi. Per September 2020 akhir, rata-rata bank prime lending rate di Indonesia sebesar 9,37%, tertinggi dibandingkan dengan negara tetangga. Sementara Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) di Malaysia per Agustus hanya tercatat 3,64%, Singapura 3,64% per Oktober dan Thailand 5,41% akhir September 2020.

Padahal tren biaya dana (cost of fund/CoF) sudah cenderung melandai karena likuiditas di tengah longgar di tengah perlambatan kredit dan ditambah dengan penurunan bunga acuan. CoF BNI misalnya turun jadi 2,9% per September 2020 dari 3,2% pada periode yang sama tahun lalu. Bank Mandiri juga mencatat penurunan CoF 15 bps menjadi 2,72%. Begitupula dengan BCA, berhasil turunkan CoF ke level 1,4%-1,5% sehingga laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) perseroan pada kuartal III masih tumbuh 13,5%.

Baca Juga: Suku bunga turun 125 bps tahun ini, perhatikan rekomendasi saham perbankan berikut

Sementara Bank Mandiri mengaku sudah menurunkan SBDK di semua segmen sejak awal tahun sekitar 10bps-600 bps. Per Oktober 2020, SBDK segmen korporasi sebesar 9,85%, segmen ritel sebesar 9,80%, segmen mikro 11,50%, segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 10,00% dan segmen konsumtif non KPR sebesar 11,60%.

“Segmen konsumtif telah diturunkan untuk ketiga kalinya seiring penurunan biaya dana. Sampai dengan September 2020, CoF Bank Mandiri terus menunjukkan tren penurunan mencapai 2,72% per September,” kata Rudi AS Aturridha, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri pada KONTAN, Minggu (22/11). Bank Mandiri berjanji akan terus mengkaji untuk melihat peluang penurunan SBDK lebih lanjut dengan tetap memperhatikan suku bunga pesaing dan tingkat efisiensi bank.

BCA juga mengaku sudah turunkan bunga kredit di kisaran 115 -150 bps. “Sepanjang 2020, BCA telah melakukan penyesuaian bunga kredit kepada nasabah sejalan dengan pergerakan bunga acuan. Kami juga akan terus mencermati perkembangannya guna menentukan suku bunga yang kompetitif,” ungkap EVP Corproate and Secretariat BCA Hera F Haryn.

Baca Juga: Menimbang prospek saham perbankan usai pemangkasan suku bunga acuan

Di segmen segmen konsumer yakni KPR, bank lebih fokus memberikan bunga promo untuk penyaluran kredit baru saja. Sedangkan bunga floating atau mengambang sebagian besar bank tidak banyak berubah. Hanya Bank Mandiri yang tercatat menurunkan bunga floating KPR yakni dari 12,5% akhir 2019 jadi 11% saat ini.

BCA baru menurunkan bunga floating KPR 0,5% dari akhir 2019 ke level 11%. Executive Vice President of Consumer Loan Division BCA Felicia M. Simon mengatakan, pihaknya belum berencana menurunkan lagi bunga floating tahun ini. Adapun bunga floating KPR CIMB Niaga saat ini ada di kisaran 11%-12% dan BRI sekitar 13%-14%.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Bunga deposito tertinggi 5,63%, lihat daftar bunga deposito di awal pekan ini


ILUSTRASI. Berdasarkan data PIPU Bank Indonesia, bunga deposito tertinggi di bank saat ini sebesar 5,63%.

Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ingin menyimpan di deposito perbankan pada awal pekan ini? Sebagai panduan, silakan timbang dulu update penawaran bunga deposito perbankan yang dihimpun Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) Bank Indonesia per Jumat, 20 November 2020.

Berdasarkan data PIPU Bank Indonesia, bunga deposito tertinggi di bank saat ini sebesar 5,63%.

Untuk bunga deposito tenor 1 bulan, Bank Mayora paling tinggi penawarannya yakni 5,38%. Diikuti Bank Bukopin dengan bunga deposito 5%.

Bank Mayora paling tinggi memasang bunga deposito tenor 3 bulan, sebesar 5,38%.

Baca Juga: Suku bunga acuan turun, biaya dana bank kecil menengah kian melandai

Pada deposito tenor 6 bulan, Bank Bukopin dan Bank Mayora menawarkan bunga deposito paling besar sebesar 5,38%.

Untuk memantau perkembangan bunga deposito bank, silakan kunjungi kanal: PUSAT DATA KONTAN

Kemudian deposito 12 bulan, penawaran tertinggi datang dari Bank Bukopin dengan bunga deposito 5,63%.

Baca Juga: Agar ekonomi lekas pulih, BI desak perbankan turunkan suku bunga

Berikut penawaran bunga deposito yang datanya dihimpun PIPU per Jumat, 20 November 2020:

Bank 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan
BANK BUKOPIN 5,00% 5,13% 5,38% 5,63%
BANK MAYORA 5,38% 5,38% 5,38% 5,38%
BANK TABUNGAN NEGARA 4,38% 4,38% 4,50% 4,50%
BANK UOB INDONESIA 3,63% 4,13% 4,25% 4,50%
BANK MAYBANK INDONESIA 4,25% 4,00% 4,00% 4,38%
BANK OCBC NISP 3,30% 4,00% 4,38% 4,30%
BANK COMMONWEALTH 4,38% 4,76% 4,76% 4,25%
BANK DANAMON INDONESIA 4,25% 4,25% 4,25% 4,25%
BANK DBS INDONESIA 3,50% 4,00% 4,10% 4,25%
BANK ICBC INDONESIA 4,50% 4,38% 4,38% 4,25%
BANK CIMB NIAGA 3,78% 4,00% 4,35% 4,18%
STANDARD CHARTERED BANK 3,25% 3,50% 3,75% 4,00%
J TRUST BANK * 3,75% 4,00% 4,00% 4,00%
BANK PANIN INDONESIA 4,13% 3,75% 3,98% 3,93%
BANK PERMATA 3,88% 4,00% 3,88% 3,88%
BANK RAKYAT INDONESIA 3,63% 3,63% 3,63% 3,63%
BANK MANDIRI 3,75% 3,75% 3,75% 3,50%
BANK CENTRAL ASIA 3,25% 3,25% 3,25% 3,25%
BANK MEGA 3,63% 3,63% 3,38% 3,25%
BANK NEGARA INDONESIA 1946 3,25% 3,25% 3,25% 3,25%
BANK HSBC INDONESIA 4,00% 4,25% 4,13% 3,13%
BANK ANZ INDONESIA 2,12% 2,32% 2,45% 2,57%
DEUTSCHE BANK AG 1,82% 1,95% 2,01% 2,12%
CITIBANK 2,13% 3,70% 3,80% 2,00%

Sumber: PIPU per Jumat, 20 November 2020, kecuali J Trust Bank

* Data Suku Bunga J Trust Bank bersumber dari data J Trust Bank . Cek lebih lanjut di http://bit.ly/jtrust-articles

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Bank Mandiri mengajukan tambahan kuota FLPP 1.000 unit lagi


ILUSTRASI. Masih ada sekitar 1.000 pengajuan KPR subsidi yang masuk ke Bank Mandiri.

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri telah menyalurkan seluruh kuota kredit kepemilikan rumah (KPR) dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiyaaan Perumahan (FLPP) yang diperoleh Bank Mandiri yakni 2.800 unit. Namun, masih ada sekitar 1.000 pengajuan KPR subsidi yang masuk ke bank dengan logo pita emas ini. Oleh karena itu, bank pelat merah ini tengah mengajukan penambahan kuota.

EVP Consumer Loan Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan, pihaknya mengajukan tambahan kuota lantaran ada beberapa bank juga yang belum menyerap jatah. “Di pipeline kami masih ada pengajuan 1.000 lagi. Itu sudha kita ajukan ke PPDPP sebulan yang lalu,” kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (20/11).

Satyo bilang, masih banyaknya permintaan KPR FLPP ke Bank Mandiri lantaran saat ini sudah ada aplikasi Sikasep yang bisa digunakan calon pembeli rumah untuk menentukan rumah yang akan dibeli sekaligus memilih bank untuk memfasilitasi pembiayaannya.

Ia menambahkan, Bank Mandiri bisa melakukan pembiayaan KPR subsidi itu tanpa harus melakukan perjanjian kerjasama (PKS) terlebih dahulu dengan pengembangnya selama bisa dilakukan jual putus atau sertifikat rumahnya sudah pecah.

Baca Juga: Penyaluran dana FLPP di tengah pandemi justru melampaui target

Data Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP), penyaluran FLPP per 18 November 2020 sudah melampaui target tahun ini dari sisi unit yakni102.500 unit. Capaiannya menyentuh 102.665 unit dengan nilai Rp 10,52 triliun.

Namun, dari sisi nilai belum tercapai. Tahun ini anggaran FLPP mencapai Rp 11 triliun. “Sehingga masih ada dana FLPP sebesar 4,34% dari Rp 11 triliun. Sehingga kami optimistis di sisa tahun anggaran 2020 ini akan menyalurkan hingga 110.000-an unit atau secara tepatnya menurut perhitungan mencapai 107.600 unit rumah,” kata Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin.

Baca Juga: Optimis permintaan naik di 2021, BTN siap serap tambahan kuota FLPP

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Bank Mega (MEGA) siap tampung aksi konsolidasi perbankan CT Corp


ILUSTRASI. Kantor Bank Mega

Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mega Tbk (MEGA) akan memimpin kelompok usaha bank (KUB) CT Corp. Perbankan ini juga akan mengonsolidasikan sejumlah penetrasi perusahaan milik taipan Chairul Tanjung di industri perbankan.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, sejatinya perseroan kini telah memimpin KUB CT Corp yang saat ini baru beranggotakan PT Bank Mega Syariah.

“Pembentukan KUB Mega Corpora telah dilaporkan dan dicatat dalam administrasi pengawasan OJK. Strukturnya Bank Mega sebagai pelaksana perusahaan induk, dan anggota KUB Bank Mega Syariah,” kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (20/11).

Baca Juga: Akan dicaplok CT, Bank Harda: Tinggal tunggu izin fit and proper test

Kostaman melanjutkan, KUB CT Corp dibentuk guna menciptakan sinergi yang kuat antara induk dan anggotanya. Termasuk sebagai media konsolidasi terhadap bank-bank lain yang sahamnya akan dimiliki oleh CT Corp.

Belakangan CT Corp memang tengah getol merangsek industri perbankan. Ini seiring dengan tenggat buat perbankan memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 1 triliun dari OJK. Ketentuan ini juga bakal ditingkatkan bertahap menjadi minimum Rp 2 triliun pada 2021, dan Rp 3 triliun pada 2022.

Sejumlah bank yang kini tengah dibidik CT Corp memang tengah berupaya memenuhi ketentuan modal anyar tersebut. Pun aksi ini sejatinya bakal menolong sejumlah bank-bank bermodal cekak.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Permintaan kredit bangkit, bank daerah gencar terbitkan surat utang di akhir tahun


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, sejumlah bank daerah gencar merilis surat utang. Permintaan kredit yang cenderung meningkat jadi alasannya.

Dari catatan KSEI sejak awal kuartal IV-2020 setidaknya ada tiga bank daerah yang menerbitkan surat utang.

Pertama, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) menerbitkan obligasi Rp 500 miliar. Kedua, PT Bank Pembangunan Daerah NTT menerbitkan negotiable certificate deposit (NCD) Rp 770 miliar.

Ketiga, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat menerbitkan obligasi Rp 750 miliar.

Padahal sepanjang kuartal I-III tahun ini, tercatat cuma ada Bank BJB yang menerbitkan obligasi Rp 500 miliar.

Sementara dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak Januari-September 2020 kelompok bank daerah mencatat pertumbuhan kredit paling tinggi sebesar 2,73% (ytd) dibandingkan kelompok bank lainnya yang relatif masih negatif.

Baca Juga: Bunga kredit di Indonesia paling tinggi dibanding negara tetangga, ini penyebabnya

Direktur Pemasaran dan Syariah Bank Sulselbar Rosmala Arifin membenarkan hal ini. Pertumbuhan kredit bank daerah, terutama untuk perseroan mulai cenderung meningkat, apalagi di akhir tahun.

Hal ini menjadi salah satu alasan penerbitan obligasi perseroan. “Penggunaan dana untuk modal ekspansi perseroan. Karena permintaan kredit saat ini memang cenderung meningkat. Terutama dari sektor konstruksi, industri pengolahan, dan perdagangan,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (20/11).

Sampai akhir kuartal III-2020 penyaluran kredit Bank Sulselbar tercatat mencapai Rp 19,35 triliun dengan pertumbuhan 8,34% (yoy) dibandingkan September 2019 senilai Rp 17,86 triliun.

Di sisi lain, penghimpunan dana organik tersebut juga bakal jadi bekal Bank Sulselbar untuk memenuhi target penyaluran kredit dua kali lipat dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) Rp 1 triliun yang diterima.

“Penyaluran dana PEN sampai sekarang sudah mencapai sekitar Rp 800 miliar. Sampai akhir tahun nanti kami pasti bisa memenuhi targetnya,” lanjut Rosmala.

Sementara obligasi Rp 500 miliar yang diterbitkan Bank BJB merupakan aksi lanjutan dari penerbitan serupa yang dilakukan perseroan pada kuartal I-2020 dengan nilai Rp 500 miliar.

Melansir laman resminya, Direktur Utma Bank BJB Yuddy Renaldi bilang penghimpunan dana organik ini bakal jadi bekal ekspansi kredit perseroan. Sekaligus jadi momentum untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha pasca pandemi.

“Aksi korporasi ini sepenuhnya dilaksanakan atas dasar pertimbangan strategi ekspansi. Bank BJB harus mengambil langkah-langkah strategis agar dapat bergerak secara efisien untuk memanfaatkan momentum dan kesempatan demi kepentingan pertumbuhan dan perluasan jangkauan usaha perseroan,” kata Yuddy.

Apalagi perseroan juga tercatat sudah berhasil memenuhi target penyaluran kredit dua kali lipat dari dana PEN. Bank BJB telah berhasil menyalurkan kredit Rp 5,3 triliun yang berasal dari penempatan dana PEN senilai Rp 2,5 triliun.

Sampai kuartal III-2020 kinerja Bank BJB memang tercatat solid dengan pertumbuhan kredit 8,7% (yoy) menjadi Rp 94,6 triliun.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Para bankir tetap menjalankan ibadah dengan protokol kesehatan di tengah pandemi


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegiatan beribadah para bankir tak terganggu selama pandemi. Kegiatan beribadah mereka tetap berjalan dengan baik, lagipula masjid maupun mushalla tempat mereka bekerja juga tetap menerapkan protkol kesehatan seperti menjaga jarak dan menyediakan pembersih tangan alias hand sanitizer.

Direktur Keuangan dan Operasional PT Bank BNI Syariah Wahyu Avianto misalnya mengatakan protokol kesehatan juga dterpakan perseroan di tampat ibadah.

“Protokol kesehatan seperti menjaga jarak kami terapkan ke semua ruangan. Seperti ruang kantor, lift, tempat ibadah, sampai tempat makan,” ujarnya kepada KONTAN.

Ia menambahkan, para pegawai BNI Syariah yang tetap ingin beribadah di Masjid juga wajib menaati protokol kesehatan. Misalnya tetap menggunakan masker, membawa peralatan ibadah mandiri, dan bergiliran untuk menjaga jarak.

Baca Juga: Aktivitas ditutup sementara, Ketua PN Jakarta Selatan positif corona

Adapun PT Bank Mandiri Syariah juga memberlakukan protokol yang ketat di masjid kantor pusatnya. Corporate Secretary Bank Mandiri Syariah Ivan Ally bilang bahkan ada petugas khusus yang berjaga di depan masjid untuk mengukur suhu tubuh sebelum memasuki masjid.

“Petugas juga memeriksa pemakaian masker sesuai standar, memastikan jamaah membawa peralatan salat masing-masing dan menghitung jumlah jamaah sesuai kapasitas masjid selama pandemi sebesar 30% dari total kapasitas,” ujarnya kepada Kontan.

Perseroan bahkan sampai mengganti keran wudhu menjadi otomatis agar meminimalkan kontak fisik jamaah. Pun karpet di masjid kini ditiadakan. Adapun pembersihan baik di dalam masjid maupun fasilitas seperti tempat wudhu juga dilakukan berkala.

“Adapun untuk pelaksanaan Salat Jumat, manajemen masjid memperpendek waktu pelaksanaan khutbah Jumat yang biasanya berdurasi 45 menit menjadi 20 menit dan mengemas kajian-kajian offline menjadi kajian online,” sambung Ivan.

Hal berbeda justru diakui oleh Direktur PT Bank Oke Indonesia Tnk (DNAR) Efdinal Alamsyah. Ia bilang lantaran perseroan kini masih meniadakan Salat Jumat, ia mesti keluar kantor menuju masjid yang telah menerapkan protokol kesehatan.

Secara pribadi, Efdinal pun kini lebih memilih buat beribadah di ruang kerjanya. Alih-alih beribadah di musholla atau masjid kantor seperti yang dilakukannya sebelum pandemi.

“Kami masih meniadakan ibadah Salat Jumat. Ada mesjid disekitar kantor yg menerapkan protokol kesehatan, sehingga pegawai termasuk saya kami biasa ke sana,” ungkapnya kepada KONTAN.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Bank Sulteng berhasil penuhi ketentuan modal inti Rp 1 triliun sebelum akhir tahun


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah telah memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 1 triliun sebelum tenggatnya pada akhir tahun ini.

Direktur Utama Bank Sulteng Rahmat Abdul Haris mengatakan, ketentuan tersebut berhasil dipenuhi dengan cara organik, atau tanpa ada tambahan setoran modal dari para pemegang sahamnya.

“Sejak akhir Oktober 2020 lalu, modal inti Bank Sulteng telah mencapai lebih dari Rp 1 triliun yang dipenuhi secara organik,” katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (20/11).

Mengacu laporan keuangan perseroan pada September 2020 modal inti perseroan tercatat senilai Rp 956,599 miliar. Sehingga telah dapat mencapai Rp 1 triliun secara organik pada Oktober 2020.

Baca Juga: Permintaan kredit naik, bank daerah gencar merilis surat utang

Adapun untuk memenuhi ketentuan selanjutnya, Rahmat bilang para pemerintah daerah yang memegang saham perseroan telah bekomitmen untuk melakukan penambahan modal.

“Selanjutnya ketentuan modal minimum tersebut akan kami penuhi dari hasil usaha dan beberapa pemegang saham juga akan tambah modal sebelum akhir tahun ini,” lanjut Rahmat.

Asal tahu ketentuan modal minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang akan kembali ditingkatkan menjadi minimum Rp 2 triliun tahun depan, dan minimum Rp 3 triliun pada 2022.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Soal perpanjangan restrukturisasi kredit, ini empat ketentuan OJK


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bakal memperketat ketentuan perpanjangan restrukturisasi kredit terimbas pandemi. Utamanya terkait peningkatan menajemen risiko agar bank dapat mengantisipasi dampak lanjutan pascakebijakan restrukturisasi berakhir.

Ketua Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana dalam paparan daringnya, Jumat (20/11) menjelaskan ada empat substansi yang akan jadi pokok ketentuan perpanjangan POJK 11/2020 soal relaksasi restrukturisasi kredit terimbas pandemi.

Pertama, soal kriteria debitur yang laik dapat perpanjangan restrukturisasi. Bank mesti melakukan self assesment terhadap debitur yang dinilai mampu terus bertahan, masih memiliki prospek usaha, sehingga bisa diberikan perpanjangan,” ungkap Heru.

Baca Juga: Didukung Kookmin, Bukopin terus perbesar nasabah asal Korea

Kedua, soal pembentukan pencadangan dimana bank diminta untuk membentuk pencadangan terhadap debitur-debiturnya yang menerima restrukturisasi imbas pandemi dan dinilai tak lagi memiliki kemampuan bayar pascarestrukturisasi rampung.

Asal tahu, sebelumnya bank tak diwajibkan membentuk pencadangan terhadap kredit terimbas pandemi yang direstrukturisasi. Sebab, status kredit akan tetap dinyatakan lancar alias berada dalam kategori kolektibilitas 1.

Ketiga, bank juga diminta agar mengutamakan pembentukan pencadangan, dan ketahanan modal terlebih dahulu sebelum menetapkan kebijakan pembagian dividen.

“Dalam hal bank akan melakukan pembagian dividen agar mempertimbangkan ketahanan modal atas tambahan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang harus dibentuk untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit yang direstrukturisasi,” lanjut Heru.

Baca Juga: Bank Mandiri kucurkan kredit Rp 900 miliar kepada Indoritel Makmur (DNET)

Heru mengaku sejumlah bank besar memang kini telah membentuk pencadangan guna dengan rasio lebih dari 100% terhadap non performing loan-nya kini. Namun masih ada pula yang pembentukan pencadangannya masih di bawah rasio tersebut.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Cara mudah ajukan KUR BRI untuk mitra Gojek, Grab, Shopee, dan Tokopedia


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - Jakarta. KUR BRI kini dengan mudah bisa diakses oleh mitra startup unicorn di Tanah Air yakni Tokopedia, Shopee, Gojek dan Grab.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus mengakselerasi penyaluran Kredit Usaha Rakat (KUR) secara digital melalui kerja sama dengan eksosistem platform e-commerce dan ride hailing. Hal ini sebagai terobosan perusahaan dalam mendukung UMKM agar bertahan dan bangkit dari pandemi COVID-19.

Direktur Bisnis Mikro Bank BRI Supari mengungkapkan fokus perusahaan saat ini diarahkan untuk menolong dan mendukung UMKM agar bertahan dan mampu bangkit dari tekanan dampak pandemi COVID-19, salah satunya melalui akselerasi penyaluran KUR secara digital.

Baca Juga: Gandeng Himbara, GoJek fasilitasi akses KUR hingga Rp 10 juta berbunga 0% ke mitra

Cara ajukan KUR BRI

 KUR BRI kini dengan mudah bisa diakses oleh mitra startup unicorn di Tanah Air yakni Tokopedia, Shopee, Gojek dan Grab.

Sejak Mei 2020, Bank BRI sebagai salah satu enabler di industri digital di Indonesia membuka akses pengajuan KUR lewat channeling online melalui sejumlah startup unicorn di Tanah Air yakni Tokopedia, Shopee, Gojek dan Grab.

Cara ajukan KUR BRI bagi merchant UMKM mitra dari startup unicorn tersebut dapat melalui microsite https://kur.bri.co.id.

Setelah itu pilih “Pinjaman E-Commerce”. Lalu daftar atau login terlebih dahulu dengan membuat akun di laman tersebut.

Selanjutnya, tinggal mengikuti prosedur yang ada guna melanjutkan pengajuan KUR BRI.

Baca Juga: Grab juga ikut menyalurkan KUR kepada mitra usaha

Bank BRI mencatat terdapat 5.898 UMKM mitra Grab, Gojek, Tokopedia dan Shopee yang telah mengajukan pinjaman KUR melalui portal KUR BRI.

Hingga 20 September 2020,total penyaluran KUR BRI sebesar Rp 84,8 Triliun kepada 3,086 juta debitur di seluruh Indonesia.

Lebih lanjut Supari menegaskan bahwa Bank BRI akan terus memperkuat penyaluran KUR secara digital dengan membuka peluang kerja sama dengan perusahaan e-commerce lainnya di Indonesia, sebagai bentuk kolaborasi guna menyelamatkan UMKM di masa pandemi.

“Selain bantuan fasilitas pembiayaan, Bank BRI juga akan terus menciptakan inisiatif baru untuk mendukung keberlangsungan dan penyelamatan pelaku UMKM di Indonesia. Ini komitmen kami untuk menolong UMKM dan sejalan dengan core bisnis perusahaan,” kata Supari.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link