Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menargetkan dapat menyalurkan KPR Rp 10 triliun di sisa 2020. Perusahaan juga mengupayakan percepatan booking KPR terutama yang bersubsidi, dan penyelesaian infrastruktur perumahan seperti pembangunan jalan dan sambungan listrik.
“Angka akadnya naik pada November dan Desember. Kalau melihat pipeline akhir tahun, kami yakini bisa masing-masing Rp 5 triliun per bulannya sehingga bisa Rp 10 triliun pada akhir tahun,” kata Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN, Nixon L.P. Napitupulu dalam CNBC Indonesia Award : The Most Inspiring Banks, Jumat (20/11/2020).
Pencapaian ini menurutnya sesuai dengan implementasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dicanangkan dan termasuk dana yang dititipkan pada perusahaan.
“Kami masih ada hutang dua bulan ke depan, Rp 8 triliun dalam dua bulan ke depan untuk disalurkan,” tambahnya.
Dia menjelaskan angka penyaluran KPR pada Maret hingga Mei mengalami penurunan yang cukup dalam. Jika sebelum Covid-19 Bank BTN bisa menyalurkan kredit Rp 6 triliun dalam satu bulan, pada Mei hanya Rp 1-2 triliun. Nixon mengatakan situasi saat ini berat, karena biasanya masyarakat belum memprioritaskan akad rumah.
Setelah itu, setelah Juni mulai terjadi perbaikan permintaan KPR. Nixon menyebutkan pada Agustus akad KPR tercatat Rp 3,8 triliun, September Rp 4,2 triliun, dan Oktober Rp 4,5 triliun.
“Kami optimistis November dan Desember akad KPR akan naik menjadi Rp 5 triliun per bulan, masih di bawah normal tapi mulai ada kenaikan,” ujar Nixon.
Untuk restrukturisasi puncaknya terjadi pada Mei dan Juni, relatif telah turun pada Oktober, dan Desember telah berhenti sehingga sudah jauh melandai. Menurutnya pasar sudah mulai membaik, yang terlihat dari utang jatuh tempo dengan tenor 6 bulan pada Oktober collection ratenya naik. Artinya nasabah mulai bisa melakukan pembayaran, bahkan menurut Nixon, collection ratenya naik dibandingkan sebelum pandemi.
“Nanti kan ada restrukturisasi paket 9 bulan di Desember, dan paket 12 bulan ini paling banyak jatuh di Maret. Yang 6 bulan kemarin collection ratenya jauh membaik artinya orang sudah bisa membayar lagi,” katanya.
(dob/dob)