fbpx

Lebih aman, BFI Finance menyalurkan separuh pembiayaan ke sektor produktif


ILUSTRASI. Hingga September 2020, BFI Finance membukukan piutang pembiayaan bersih senilai Rp13,52 triliun.

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi, PT BFI Finance Indonesia Tbk gencar menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif. Sudjono, Finance Director BFI Finance mengakui sektor ini lebih aman dibandingkan sektor konsumtif.

“Pembiayaan produktif BFI FInance lebih dari 50% dari total portofolio, telah melewati ketentuan yang disyaratkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebanyak 10%. Bahkan, kami telah menyalurkan subsidi bunga untuk pembiayaan produktif kepada 69.000 nasabah,” ujar Sudjono dalam paparan virtual, Kamis (12/11).

Dia mengatakan, pembiayaan yang mendapatkan subsidi bunga merupakan bagian dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang digalakkan oleh Kementerian Keuangan dan OJK. Sudjono menyebut, BFI Finance telah menyalurkan pembiayaan subsidi bunga tersebut senilai Rp 67 miliar pada 69.000 konsumen hingga kuartal ketiga 2020.

“Hingga September 2020, BFI Finance membukukan piutang pembiayaan bersih senilai Rp13,52 triliun. Komposisi piutang pembiayaan yang dikelola sebesar 71,2% didominasi oleh pembiayaan mobil bekas,” tutur Sudjono.

Baca Juga: BFI Finance melunasi obligasi jatuh tempo senilai Rp 400 miliar

Sudjono menambahkan bahwa komposisi piutang pembiayaan lainnya terdiri dari alat berat dan mesin 14,3%, motor bekas 9,9%. Kemudian diikuti oleh mobil baru, property-backed financing (PBF), dan syariah sebanyak 4,6%.

BFI Finance akan melanjutkan ekspansi pembiayaan pada kuartal keempat dan tahun depan. Emiten dengan kode saham BFIN ini tengah berupaya untuk mengembalikan posisi bisnis seperti sebelum pandemi. Ia menargetkan bisnis bisa tumbuh 50% pada kuartal keempat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Baca Juga: Per Oktober 2020, multifinance restrukturisasi pembiayaan imbas Covid-19 Rp 140,2 T

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link

Kuartal III-2020, PNM catat pembiayaan tumbuh 7,83% menjadi Rp 16,75 triliun


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja pembiayaan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM mulai positif di kuartal III-2020. Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyatakan pembiayaan mencapai Rp 16,75 triliun hingga September 2020.

Nilai itu tumbuh 7,83% year on year (yoy) dibandingkan kuartal ketiga 2019 senilai Rp 15,54 triliun. Padahal pada Agustus 2020 bisnis pembiayaan masih turun 7,69%, bahkan pada Mei 2020 melorot 23,35% yoy.

“Sedangkan outstanding hingga September 2020 mencapai Rp 19.33 triliun. Nilai itu tumbuh 22,22% yoy dibandingkan September 2019 senilai Rp 15,81 triliun,” ujar Arief kepada Kontan.co.id, Jumat (6/11).

Pertumbuhan itu lantaran perekonomian di kalangan UMKM mulai menggeliat. Selain itu, PNM juga menjalankan bisnis dengan prinsip kehati-hatian dan menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: PNM salurkan pembiayaan mulai Rp 2 juta ke nelayan dan pembudidaya ikan

Lewat stategi itu, ia berharap perusahaan masih bisa menyalurkan pembiayaan di tengah pandemi. Sejalan dengan itu, PNM tetap melakukan pendampingan agar para UMKM tetap produktif.

Perusahaan telah berhasil menyalurkan pembiayaan kepada 6,87 juta nasabah. Jumlah itu tumbuh 27,01% yoy dibandingkan September 2019 sebanyak 5,41 juta nasabah. Nasabah program Mekaar telah mendominasi sebanyak 6,8 juta nasabah.

Kinerja itu tidak terlepas dari semakin meluasnya jaringan kantor PNM di seluruh Indonesia yang berjumlah 3.272 unit. Jaringan kantor itu tumbuh 14,65% yoy dibandingkan September 2019 sebanyak 2.854 unit.

PNM menerapkan sistem group lending atau tanggung renteng. Sehingga setiap kelompok yang mendapatkan pembiayaan lebih disiplin untuk menjaga kualitas pinjaman masing-masing kelompok.

Berkat strategi ini, PNM berhasil menekan pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) dari 1,56% di September 2019 menjadi 1,22% di kuartal ketiga 2020. Bahkan NPF PNM Mekaar berada di posisi 0,11% di September 2020.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Sempat merosot dalam, PNM catat pertumbuhan pembiayaan 7,83% pada September 2020


ILUSTRASI. Dirut PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi. KONTAN/Fransiskus Simbolon

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sempat mendapatkan tekanan berat akibat pandemi, kini pembiayaan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM tumbuh positif. Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyatakan pembiayaan mencapai Rp 16,75 triliun hingga September 2020.

Nilai itu tumbuh 7,83% year on year (yoy) dibandingkan kuartal ketiga 2019 senilai Rp 15,54 triliun. Padahal pada Agustus 2020 bisnis pembiayaan masih turun 7,69%, bahkan pada Mei 2020 melorot 23,35% yoy.

“Sedangkan outstanding hingga September 2020 mencapai Rp 19.33 triliun. Nilai itu tumbuh 22,22% yoy dibandingkan September 2019 senilai Rp 15,81 triliun,” ujar Arief kepada Kontan.co.id, Jumat (6/11).

Pertumbuhan itu lantaran perekonomian di kalangan UMKM mulai menggeliat. Selain itu, PNM juga menjalankan bisnis dengan prinsip kehati-hatian dan menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: PNM salurkan pembiayaan mulai Rp 2 juta ke nelayan dan pembudidaya ikan

Lewat stategi itu, ia berharap perusahaan masih bisa menyalurkan pembiayaan di tengah pandemi. Sejalan dengan itu, PNM tetap melakukan pendampingan agar para UMKM tetap produktif.

Perusahaan telah berhasil menyalurkan pembiayaan kepada 6,87 juta nasabah. Jumlah itu tumbuh 27,01% yoy dibandingkan September 2019 sebanyak 5,41 juta nasabah. Nasabah program Mekaar telah mendominasi sebanyak 6,8 juta nasabah.

Kinerja itu tidak terlepas dari semakin meluasnya jaringan kantor PNM di seluruh Indonesia yang berjumlah 3.272 unit. Jaringan kantor itu tumbuh 14,65% yoy dibandingkan September 2019 sebanyak 2.854 unit.

PNM menerapkan sistem group lending atau tanggung renteng. Sehingga setiap kelompok yang mendapatkan pembiayaan lebih disiplin untuk menjaga kualitas pinjaman masing-masing kelompok.

Berkat strategi ini, PNM berhasil menekan pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) dari 1,56% di September 2019 menjadi 1,22% di kuartal ketiga 2020. Bahkan NPF PNM Mekaar berada di posisi 0,11% di September 2020.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link

Mandiri Tunas Finance (MTF) telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp 12,3 triliun


ILUSTRASI. Costumer Service perusahaan pembiayaan Mandiri Tunas Finance (MTF) melayani nasabah. KONTAN/Carolus Agus Waluyo

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski ada pandemi, PT Mandiri Tunas Finance berusaha mempertahankan kinerja perusahaan di tengah tekanan Covid-19. MTF telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp 12,3 triliun.

Direktur Keuangan MTF Armendra menyebut pembiayaan baru tersebut terutama diberikan pada segmen mobil baru sebesar 74,1% atau sebesar Rp 9,1 triliun. Berkat itu, perusahaan mencatatkan pendapatan total sebesar Rp 1,99 triliun, yang sebagian besar (82,2%) diperoleh dari pendapatan bunga bersih.

“Dengan efisiensi biaya yang ketat dan pemilihan sumber pendanaan yang tepat, per akhir triwulan III 2020 kami masih dapat membukukan laba operasional Rp 406,5 miliar. Namun karena masih tingginya beban biaya, MTF masih mencatatkan rugi bersih senilai Rp54 miliar,” ujar Armendra dalam keterangan tertulis pada Selasa (27/10).

Baca Juga: Indomobil Finance targetkan salurkan pembiayaan Rp 27 miliar di IMFI Online Expo 2020

Lanjut Ia, dampak pandemi Covid-19 terhadap MTF terlihat dengan turunnya secara signifikan pembiayaan baru di bulan April dan Mei 2020. Namun mulai bulan Juni hingga September, terjadi tren peningkatan pembiayaan setiap bulan, antara 13-15%.

“Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi persoalan pandemi Covid-19 dan perekonomian, antara lain dengan keseriusan menghadirkan vaksin pada akhir tahun 2020, relaksasi terhadap penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” tambah Armendra menambahkan.

Lebih lanjut Armendra menjelaskan kinerja keuangan MTF hingga akhir triwulan III tahun 2020 di tengah pandemi ini didukung oleh sejumlah faktor. Mulai dari efektivitas pelaksanaan restrukturisasi kredit dengan fokus pada repayment rate. “Juga portfolio kredit terjaga dengan baik di tengah penurunan kualitas kredit, dan pengelolaan likuiditas yang optimal, dengan memastikan liabilitas jangka pendek dan menengah dapat dipenuhi dengan baik,” tutur Armendra.

Sementara rasio non-performing financing (NPF) - gross MTF per akhir September 2020 berada pada posisi 2,54%. NPF-gross tersebut mengalami perbaikan, dibandingkan akhir Agustus 2020 yang mencapai 3,37%. Kendati demikian, posisi NPF-gross MTF di bulan Agustus tersebut. Namun masih di lebih baik NPF-gross industri yang mencapai 5,23%. Sebelum pandemi, per akhir 2019 NPF-gross MTF berada pada posisi 1,18%.

Baca Juga: Laba bersih BFIN per September 2020 lebih dari setengah trilyun rupiah

Sedangkan dalam hal likuiditas, MTF berupaya menjaga posisi likuiditas sehingga MTF mampu memenuhi komitmen terhadap kewajiban-kewajiban, terutama jangka pendek. Hal ini antara lain tercermin pada penegasan Pefindo atas rating idAA+ dengan outlook stabil atas Obligasi Berkelanjutan V Tahap I Tahun 2015 Seri B senilai Rp 100 miliar, yang akan jatuh tempo ada 18 Desember 2020.

Sebelumnya, Pefindo mengatakan bahwa kesiapan MTF untuk melunasi obligasi tersebut didukung oleh fasilitas kredit senilai total Rp 2,4 triliun pada akhir Agustus, dan rata-rata collection bulanan dari portfolio pembiayaan sekitar Rp 2 triliun.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link

Pembiayaan multifinance melorot 12,86% per Agustus 2020 akibat pandemi Covid-19


ILUSTRASI. Penjualan mobil./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/30/09/2020.

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memukul telak perusahaan pembiayaan. Selain harus merestrukturisasi pembiayaan terkena dampak pandemi, permintaan pembiayaan baru masih lemah akibat ekonomi lesu.

“Di Industri Keuangan Non Bank, hingga Agustus 2020 pertumbuhan piutang pembiayaan masih mencatatkan kontraksi yang cukup dalam yakni -12,86%yoy dengan non performing financing 5,2%. Sedangkan gearing ratio masih terjaga rendah 2,4kali dibawah threshold 10 kali,” ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso pekan lalu.

Adapun realisasi pembiayaan multifinance hingga Agustus 2020 senilai Rp 391,96 triliun. Sedangkan pada Agustus 2019 senilai Rp 449,80 triliun.

PT BCA Finance juga mengalami tekanan pandemi. Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim menyatakan pembiayaan baru hingga Agustus 2020 senilai Rp 10,24 triliun. Nilai itu turun 53% yoy dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 21,9 triliun.

Baca Juga: Indonesia dorong kerja sama pembiayaan infrastruktur dengan ASEAN

“Penunan ini merata di semua cabang kami. Kami perkiraan pembiayaan baru tahun ini hanya Rp 16 trilun. Turun hampir setengah dari pencapain tahun lalu sebanyak Rp 33,4 triliun,” ujar Roni kepada Kontan.co.id, Senin (5/10).

Rendahnya proyeksi pembiayaan hingga akhir tahun lantaran perusahaan melihat permintaan pembiayaan baru masih lemah. Kendati demikian, Roni bilang perusahaan berhasil memperbaiki rasio pembiayaan bermasalah.

“Non performing financing pada Juli 2020 di level 2,08% dan membaik pada Agustus 2020 di posisi 1,79%,” tutur Roni.

Direktur Utama PT BNI Multifinance Hasan Gazali menyatakan pembiayaan baru hingga Agustus 2020 mencapai Rp 466 miliar. Nilai itu turun 44,85% yoy dibandingkan Agustus 2019 sebesar Rp 845 miliar.

“Turun karena dampak corona dan sebagian kreditur mulai menahan pencairan kredit. Hingga saat ini, permintaannya dari kantor pusat nasabah yang ada di Jakarta namun proyeknya ada di lokasi proyek yang tersebar di seluruh Indonesia,” tutur Hasan kepada Kontan.co.id.

Hasan merinci hingga Agustus 2020, pembiayaan baru BNI Multifinance ditopang pembiayaan investasi senilai Rp 268,84 miliar. Lalu diikuti oleh pembiayaan modal kerja sebesar Rp 144,27 miliar.

Kemudian ada pembiayaan multiguna sejumlah Rp 43,53 miliar. Terakhir pembiayaan operating lease senilai Rp 9,42 miliar. Hasan memproyeksi realisasi pembiayaan akhir tahun sebesar Rp 663 miliar.

Direktur PT Mandiri Tunas Finance Harjanto Tjitohardjojo juga menyatakan pembiayaan hingga September 2020 senilai Rp 12,3 triliun, turun 40,58% yoy dibandingkan September 2019 yang senilai Rp 12,3 triliun.

Baca Juga: OJK merilis aturan baru bagi industri keuangan non bank

“Hingga September 2020, area yangg masih baik pertumbuhan di Kalimantan. Segmen corporate agak turun pembiayaannya. Sedangkan pembiayaan pada sektor ritel mulai membaik,” ujar Harjanto kepada Kontan.co.id.

Kendati secara tahunan turun, Harjanto bilang secara bulanan pembiayaan MTF masih terus tumbuh. Bila pada Mei 2020 pembiayaan hanya Rp 460 miliar, naik menjadi Rp 527 miliar di Juni 2020.

Kenaikan itu terus terjadi hingga Juli 2020, sebanyak Rp 922 miliar. Kemudian naik ke Rp 1,1 triliun dan pada September 2020 pembiayaan baru sebesar Rp 1,29 triliun.

Ia memproyeksi pembiayaan hingga akhir tahun senilai Rp 17 triliun. Nilai itu masih di bawah realisasi pembiayaan di 2019 sebesar Rp 28,5 triliun.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link