Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia bergerak variatif sepanjang pekan lalu. Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membuat emosi pelaku pasar naik-turun.
Pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) stagnan secara point-to-point. Mata uang Tanag Air mengawal pekan di Rp 14.150/US$ dan berakhir di posisi yang sama.
Akan tetapi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat lumayan tajam yaitu 2,03%. Bahkan investor asing membukukan beli bersih Rp 1,17 triliun.
Sementara harga obligasi pemerintah cenderung menguat. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 12,4 basis poin (bps). Penurunan yield menandakan harga Surat Berharga Negara (SBN) sedang naik karena tinggnya permintaan.
Kondisi pasar keuangan yang tidak seragam ini menunjukkan bahwa sejatinya investor sedang agak gamang. Pada awal pekan, tersiar kabar bahwa vaksin anti-virus corona buatan Moderna (perusahaan farmasi asal AS) punya tingkat kesuksesan 94,5% dalam menangkal virus jahanam yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Sebelumnya, calon vaksin yang tengah dikembangkan Pfizer dan BioNTech juga diklaim punya tingkat efektivitas di atas 90%. Sedangkan vaksin Sputnik-V buatan Rusia disebut-sebut memiliki tingkat kesuksesan 92%.
Kabar ini tentu sangat menggembirakan. Akhirnya ada setitik cahaya di ujung terowongan, ada harapan tidak lama lagi umat manusia akan punya ‘tameng’ perlindungan dari serangan virus corona. Selamat tinggal pembatasan sosial (social distancing), selamat jalan karantina wilayah (lockdown), selamat datang hidup normal!