fbpx

Mood Booster! Bursa Asia Dibuka Kompak Hijau



Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka menguat pada perdagangan Senin (23/11/2020) awal pekan ini, menghiraukan bursa saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan lalu.

Semarak bursa Asia ini di tengah sentimen terkait vaksin virus corona (Covid-19) yang masih menjadi katalis positif hingga kini.

Tercatat indeks Hang Seng di Hong Kong dibuka menguat 0,79%, Straits Times Index (STI) di Singapura yang melesat 0,96%, Shanghai Composite China naik 0,19% dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,21%.


Sementara itu, indeks Nikkei Jepang hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati hari penghormatan untuk para pekerja.

Bursa saham di kawasan Asia dibuka menghijau karena pasar masih merespons positif terkait perkembangan vaksin virus Covid-19, di mana kabar positif terakhir yakni efektivitas lanjutan dari vaksin Pfizer yang diklaim sukses dalam uji klinis tahap akhirnya hingga 95%.

Sebelumnya, Pfizer telah resmi mengajukan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) terhadap vaksin yang mereka kembangkan kepada otoritas pengawas obat dan makanan AS (US FDA). Ini adalah proposal izin EUA pertama yang diajukan ke FDA.

“Pengajuan izin ini menandakan pencapaian baru dalam usaha kami mengantarkan vaksin Covid-19 kepada dunia. Kami sudah memiliki gambaran yang lebih lengkap tentang keamanan vaksin ini,” kata CEO Pfizer Albert Bourla, sebagaimana diwartakan Reuters.

FDA belum bisa berkomentar kapan EUA bisa diberikan. Namun yang jelas FDA akan mengadakan rapat pleno pada 10 Desember 2020 di mana para anggota akan membahas penggunaan vaksin.

Alex Azar, Menteri Kesehatan AS, memperkirakan izin EUA akan keluar pada pertengahan Desember.

“Jika datanya solid, maka dalam hitungan minggu izin bisa keluar terhadap vaksin yang memiliki efektivitas 95%,” ungkap Azar dalam wawancara dengan CBS, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Hasil uji coba akhir vaksin Pfizer dan BioNTech menunjukkan tingkat efektivitas mencapai 95%. Tidak ada efek samping yang signifikan selama pelaksanaan uji coba.

Beralih ke barat, Bursa saham AS, Wall Street ditutup di zona merah pada perdagangan Jumat (20/11/2020) akhir pekan lalu, seiring dari meningkatnya kasus corona di AS dan langkah mengejutkan pemerintah Presiden Donald Trump mengakhiri sejumlah program pinjaman darurat membawa sentimen negatif ke pasar.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun naik 0,8% di 29.263,48, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,7% ke 3.557,54 dan Nasdaq terpangkas 0,4% menjadi 11.854,97.

Meski sejumlah perusahaan vaksin mengumumkan tengah mengajukan izin darurat, angka kasus corona di AS per hari kini mencapai 167.400 kasus. Sejumlah negara bagian memberlakukan pembatasan ketat untuk memperlambat wabah.

Di saat yang sama Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mengumumkan penghentian program The Fed untuk mendukung pasar kredit perusahaan, pinjaman kota dan UKM. Mnuchin mengatakan ini membantu sistem keuangan AS mengatasi guncangan pandemi.

Namun The Fed menilai langkah yang jarang terjadi itu bersifat politis. Untuk menyabotase pemerintahan Joe Biden.

“Fasilitas pinjaman darurat memang baru sedikit digunakan, tetapi keberadaan mereka telah menjadi kunci dalam memastikan perlindungan yang kredibel terhadap tekanan pasar keuangan,” kata Oxford Economics dalam sebuah catatan dikutip dari AFP.

“Dengan krisis Covid-19 yang memburuk dan aktivitas melambat tanpa adanya bantuan fiskal, keputusan untuk membatasi daya tembak The Fed dapat mengganggu pasar dan memperburuk tekanan ekonomi.”

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *