Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten produsen bir merek Anker, Anker Stout, Carlsberg, dan San Miguel, yakni PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) mencatatkan penurunan kinerja secara signifikan sepanjang 9 bulan tahun ini atau per September 2020 di tengah pandemi Covid-19 dan implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibu Kota.
Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III-2020, laba bersih entitas induk DLTA ambles 68% menjadi Rp 70,68 miliar per September 2020 dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai laba bersih Rp 220,92 miliar.
Koreksi laba bersih ini terjadi lantaran pendapatan perusahaan juga anjlok 42,35% menjadi Rp 349,07 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 605,58 miliar.
Beban pokok penjualan turun menjadi Rp 113,36 miliar dari sebelumnya Rp 172,81 miliar, sementara beban penjualan juga turun menjadi Rp 111,96 miliar dari sebelumnya Rp 134,95 miliar.
Secara rinci, penjualan domestik setelah dikurangi cukai dan pajak penjualan turun menjadi Rp 371,69 miliar dari sebelumnya Rp 682,74 miliar, ekspor juga ambles jadi hanya Rp 887,26 juta dari sebelumnya Rp 1,18 miliar.
“Penjualan kepada PT Jangkar Sejati dan PT Lim Siang Huat Ripindo masing-masing mencapai 21% dan 17% dari total penjualan pada tahun 2020,” tulis lapkeu DLTA.
Alan De Vera Fernandez, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan DLTA, mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada pembatasan operasional perusahaan dengan periode dampak diprediksi sekitar 3 bulan lebih.
“Ada penghentian dan/pembatasan terhadap lini penjualan, distribusi, dan produksi,” katanya dalam keterbukaan informasi di BEI, 11 Agustus 2020.
Sebab itu perseroan memprediksi bakal terjadi penurunan total pendapatan sebesar 25%-50% dan penurunan laba bersih 51%-75%.
“Kami melakukan efisiensi biaya-biaya operasional, menunda pengeluaran untuk pembelanjaan barang modal, dan melakukan alternatif penjualan,” jelasnya.
Sesuai dengan laporan keuangan, ruang lingkup bisnis DLTA terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek Anker, Anker Stout, Anker Lychee, Carlsberg, San Miguel, San Mig Light, San Miguel Cerveza Negra, Kuda Putih, dan Batavia.
Perusahaan mulai beroperasi sejak tahun 1933. Perusahaan dan entitas anak memiliki 356 dan 352 karyawan di luar direksi. DLTA juga merupakan salah satu anggota dari San Miguel Corporation (SMC), Filipina.
Induk utama perusahaan adalah Top Frontier Investment Holdings, Inc, berada di Filipina.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2020, pemegang saham DLTA yakni San Miguel Malaysia Private Limited sebanyak 58,33% (467.061.150 saham), Pemerintah DKI Jakarta 26,25% (210.200.700), dan publik 15,42% (123.397.200).
Dengan porsi saham dan besaran dividen sebesar Rp 390/saham atas laba tahun 2019, maka Pemprov DKI yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan, memperoleh nilai dividen dari laba bersih DLTA sebesar Rp 81,98 miliar, sementara San Miguel mendapatkan dividen terbesar yakni Rp 182,15 miliar, sisanya jatah publik Rp 48,12 miliar.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)