Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia turun pada perdagangan Rabu tadi malam (4/11/2020) setelah membukukan penguatan 3 hari beruntun.
Harga emas dunia berada di level US$ 1.905/troy ons mengacu data Kitco tadi malam pukul 21.33 WIB. Namun beberapa menit kemudian, harga emas turun 0,31% di level US$ 1.899/troy ons.
Pantauan Kitco di tengah update hasil Pemilu Presiden AS juga membuat harga emas bergejolak dan belum signifikan menguat.
Bahkan harga emas sempat di bawah US$ 1.900, tapi kemudian sentimen keunggulan sementara Joe Biden atas petahana Presiden AS Donald Trump membuat emas bergerak di atas US$ 1.900/troy ons.
Harga emas berjangka (futures) untuk pengiriman Desember menguat di level US$ 1.911/troy ons.
Di awal perdagangan Rabu kemarin harga emas memang sempat menguat, tetapi kemudian berbalik merosot setelah Pilpres AS kemungkinan menunjukkan hasil yang berbeda dari survei.
 Foto: Harga emas dunia, Rabu 3 November 2020/Putu Agus Harga emas dunia, Rabu 3 November 2020/Putu Agus
|
Melansir data Refinitiv, harga emas Rabu pagi kemarin sempat menguat 0,4% kemudian berbalik merosot 1,34% ke US$ 1.882,79/troy ons, sebelum diperdagangkan di level 1.892,21/troy ons, melemah 0,83% pada pukul 16:23 WIB.
Rabu pagi waktu Indonesia, hasil sementara pilpres di AS menunjukkan calon presiden dari Partai Demokrat, Joseph ‘Joe’ Biden, unggul jauh dari lawannya petahana dari Partai Republik Donald Trump. Namun, hingga siang kemarin Trump berhasil mengejar.
“Menurut saya berita besar bagi pasar saat ini yang setidaknya masih terlihat dini adalah kemungkinan tak bakal ada bendera biru [kemenangan Biden], yang secara umum mendukung bagi pasar,” tutur Mike Lewis, Direktur Pelaksana Barclays, kepada CNBC International.
Pelaku pasar mengkhawatirkan kemungkinan hasil pilpres yang berujung pada gugatan, karena bakal membuat pengambilan kebijakan penting dalam perekonomian menjadi tertunda, seperti misalnya stimulus tahap kedua.
Sebelumnya, kandidat presiden petahana Donald Trump menyatakan bahwa pihaknya bersiap-siap pesta besar, karena memenangkan semuanya, tetapi kemudian dibatalkan.
“Kami akan ke Mahkamah Agung, kami meminta semua penghitungan suara dihentikan,” katanya dilansir CNBC.
Kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden gagal meraup suara di North Carolina, tetapi unggul di Arizona. Negara bagian dengan suara yang mengambang seperti Michigan, Wisconsin dan Pennsylvania masih belum pasti dan perlu berhari-hari untuk menghitungnya.
Trump diproyeksikan memenangi Florida, Indiana, Kentucky, South Dakota, Arkansas, Alabama, North Dakota dan Ohio, menurut NBC News. Sementara itu, Biden diperkirakan memenangi Vermont, Delaware, Maryland Massachusetts, Colorado, New York, dan Virginia.
Tim Riset CNBC Indonesia menilai kemenangan Joe Biden akan menguntungkan bagi emas, sebab stimulus fiskal, bahan bakar untuk emas menguat, nilainya akan lebih besar.
Nancy Pelosi, Ketua House of Representative (DPR) dari Partai Demokrat sebelumnya mengajukan stimulus fiskal dengan nilai US$ 2,2 triliun, yang tidak disepakati oleh Pemerintahan Trump, dan ditolak oleh Partai Republik.
Semakin besar stimulus artinya semakin banyak uang yang beredar di perekonomian, secara teori dolar AS akan melemah. Selain itu, inflasi juga berpotensi meningkat.
Emas akan diuntungkan dari dua sisi.
Pertama, saat dolar AS melemah harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan berpotensi meningkat, harganya pun naik.
Kedua, secara tradisional emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, sehingga ketika inflasi naik emas akan diburu investor.
Volatilitas tinggi atau pergerakan naik turun dengan signifikan dalam waktu singkat yang dialami emas akibat pilpres AS sudah diprediksi sebelumnya.
“Kami memperkirakan volatlitas di pasar akan meningkat dalam 72 jam, ke depan. Jadi, para investor akan memburu emas dan perak sebagai safe haven,” kata Philip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (2/11/2020).
Streible memperkirakan jika hasil pilpres tidak jelas, maka emas dunia akan kembali menyentuh level US$ 1.940/troy ons.
“Jika hasil pilpres tidak jelas siapa pemenangnya, kita akan melihat emas kembali ke US$ 1.940/troy ons. Namun, siapapun pemenangnya, stimulus fiskal akan tetap dilanjutkan, bank sentral akan menambah pembelian aset, suku bunga masih akan rendah dalam waktu yang cukup lama,” tambahnya.
Artinya, siapapun pemenangnya, stimulus fiskal dan moneter akan tetap ada guna membangkitkan perekonomian. Hal itu membuat para analis melihat emas akan tetap menguat meski Trump melanjutkan periode kedua pemerintahannya, atau ada pemerintahan baru di bawah Joe Biden.
Sebelumnya pialang komoditas senior RJO Futures yang berbasis di Chicago, Bob Haberkorn juga memprediksi emas akan menguat setelah pilpres AS usai.
Ada juga Andy Hecht partner di bubbatrading.com yang mengatakan siapa pun pemenang pilpres emas akan tetap menguat.
Tetapi jika Biden yang memenangi pilpres akan lebih menguntungkan bagi emas, sebab menurut Hetch nilai stimulus yang akan digelontorkan lebih besar.
Hal senada juga diungkapkan Mike McGlone ahli strategi komoditas senior di Bloomberg Intelligence. Ia mengatakan emas saat ini sedang memulai tren penguatan 20 tahun lalu, atau yang disebut supercycle.
“Saya melihat emas saat ini memiliki kesamaan dengan tahun 2001 ketika memulai tren kenaikan. Emas saat ini memulai lagi tren bullish yang dimulai 20 tahun lalu,” kata McGlone sebagaimana dilansir Kitco.
McGlone mengatakan selama periode pemerintahan Trump emas sudah melesat 50%, dan siapa pun yang memerintah di AS selanjutnya ia melihat emas akan kembali mencetak kenaikan 50%.
Sama dengan Hetch, McGlone juga menilai emas akan lebih diuntungkan Joe Biden dan Partai Demokrat memenangi pemilihan umum kali ini.
Tetapi, pilpres sepertinya akan panjang selesainya, apalagi jika ada gugatan ke Mahkamah Konstitusi dari salah satu pihak. Jika itu terjadi, emas kemungkinan kembali bergerak naik-turun.
 Foto: Harga emas Antam, Rabu 3 November 2020/Putu Agus Harga emas Antam, Rabu 3 November 2020/Putu Agus
|
Antam
Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. (ANTM) stagnan pada perdagangan Rabu kemarin (4/11/2020).
Harga emas dunia yang bergerak dengan volatilitas tinggi merespons Pilpres AS, saat rupiah sedang perkasa membuat harga emas Antam stagnan.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram dibanderol Rp 1.004.000/batang, tidak berubah dibandingkan harga Selasa kemarin.
Sementara itu satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan juga stagnan di Rp 94.612.000/batang atau Rp 946.120/gram.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)