fbpx

Penataan dan Roadmap Harus Transparan


JawaPos.com – Terkait proses penggabungan bank syariah BUMN yang sedang berlangsung saat ini, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta pemerintah khususnya Kementerian BUMN transparan dalam mempresentasikan roadmap proses merger.

Anggota DPR-RI Komisi VI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) Marwan Ja’far berpendapat bahwa holdingisasi bank-bank syariah sekarang, butuh penataan ekosistem yang berbeda dengan ekosistem perbankan biasa. “Di sini harus ada roadmap yang jelas, dicari SDM yang benar-benar mumpuni, dan semua sesuai dengan KPI (Key Performance Index) masing-masing,” ujarnya, Kamis (19/11).

Potensi bisnis bank syariah, lanjut Marwan, sangat prospektif. Apalagi dalam situasi ekonomi yang lesu seperti sekarang, di mana banyak bank konvensional yang kinerjanya menurun.

Menurut Marwan, bank syariah merupakan salah satu pilihan bisnis yang potensial karena cakupan pasar yang relatif luas. “Bukan hanya untuk segmen konsumen muslim, potensi bisnis bank syariah juga prospektif menyasar konsumen universal,” tambahnya.

Di luar negeri, seperti di Eropa, bank-bank berkonsep syariah banyak dipercaya oleh konsumen non muslim. Oleh karena itu, menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mempromosikan bank merger syariah BUMN ini kepada investor, baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

Marwan berharap agar proyek holdingisasi bank syariah BUMN terealisasi dengan baik. Dalam mewujudkan hal tersebut, tergantung komitmen dan transparansi pemerintah. “Saya sih optimis bisa. Yang penting carikan polanya dan secara mandatory harus ditata dengan baik dari awal. Mungkin butuh konsultan khusus, agar nantinya bank ini benar-benar dipercaya masyarakat dan investor,” tegasnya.

Diketahui hasil penggabungan tiga bank syariah Himbara yakni BRI Syariah, Mandiri Syariah, dan BNI Syariah, membuat BUMN syariah naik kelas menjadi BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) III dengan modal inti minimal Rp 20 triliun.

Pakar ekonomi syariah Syakir Sula berpendapat bahwa merger bank syariah Himbara dapat didorong untuk masuk kategori BUKU IV atau modal inti minimal Rp 30 triliun jika ingin hasilnya lebih optimal. “Dengan menambah modal inti Rp10 Triliun lagi. Jika belum masuk kategori buku IV, lebih sulit untuk meluaskan kegiatan usahanya ke skala global,” ujarnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : Agfi





Source link

Kebut konsolidasi sektor keuangan, ini yang dilakukan Kementerian BUMN


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian BUMN terus mensinergikan sejumlah perusahaan pelat merah. Setelah beberapa aksi rampung atau telah diumumkan pada Oktober lalu, kini mengemuka lagi rencana sinergi perusahaan BUMN di segmen pembiayaan mikro yakni PT Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani.

Sebelumnya telah rampung pembentukan holding asuransi di bawah komando PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia yang menjelma jadi Indonesia Financial Group (IFG). Setelahnya juga diumumkan rencana penggabungan usaha tiga bank entitas bank pelat merah yakni PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Mandiri Syariah, dan PT Bank BNI Syariah.

Aksi konsolidasi perusahaan pelat merah memang tengah digeber Kementerian. Apalagi Menteri BUMN Erick Thohir Mei lalu bilang beleid terkait konsolidasi BUMN juga baru diteken Presiden Joko Widodo.

Sementara kepada KONTAN belum lama ini, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga bilang seluruh aksi korporasi yang dilakukan untuk mensinergikan sejumlah ekosistem bisnis perusahaan pelat merah yang memiliki segmen serupa.

Baca Juga: Akan bentuk holding bareng BRI, Pegadaian: Masih dalam kajian

“Ini berhubungan dengan ekosistem bisnis, dan sudah dirancang sejak tahun lalu,” katanya.

Transformasi BPUI menjadi IFG yang efektif pada Maret 2020 jadi langkah awal. IFG yang memimpin holding sejumlah perusahaan asuransi, dan penjaminan BUMN mencatat lonjakan aset dari Rp 4,7 triliun menjadi Rp 72,5 triliun.

Tambahan berasal dari sembilan entitas perusahaan pelat merah yang dikonsolidasikan ke IFG. Ada tiga kluster yang dibentuk, pasar modal yakni Bahana TCW Invesment Management, Bahana Kapital Investasi, Bahana Sekuritas, Graha Niaga Tata Utama, Bahana Artha Ventura dan Bahana Mitra Investasi.

Kemudian kluster asuransi umum dan penjaminan dari Askrindo, Jasindo, dan Jamkrindo. Serta terakhir kluster asuransi jiwa dan kesehatan melalui IFG Life yang menerima limpahan portoflio dari Asuransi Jiwasraya.

Adapun oktober lalu rencana penggabungan usaha tiga bank syariah entitas bank pelat merah juga mengemuka. Ini salah satu rencana besar Kementerian BUMN buat menghadirkan bank syariah terbesar di Indonesia sekaligus berskala dunia.

“Tujuan merger untuk memiliki bank syariah yang besar, dan berdaya saing global. Bank hasil merger juga bisa masuk 10 bank terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar di dunia,” kata Ketua Tim Project Management Office Hery Gunardi.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link

Kementerian BUMN kebut konsolidasi sektor keuangan


ILUSTRASI. Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz

Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian BUMN bergegas untuk mensinergikan sejumlah perusahaan pelat merah. Setelah beberapa aksi rampung atau telah diumumkan pada Oktober lalu, kini mengemuka lagi rencana sinergi perusahaan BUMN di segmen pembiayaan mikro yakni PT Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani.

Sebelumnya telah rampung pembentukan holding asuransi di bawah komando PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia yang menjelma jadi Indonesia Financial Group (IFG). Setelahnya juga diumumkan rencana penggabungan usaha tiga bank entitas bank pelat merah yakni PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Mandiri Syariah, dan PT Bank BNI Syariah.

Aksi konsolidasi perusahaan pelat merah memang tengah digeber Kementerian. Apalagi Menteri BUMN Erick Thohir Mei lalu bilang beleid terkait konsolidasi BUMN juga baru diteken Presiden Joko Widodo.

Sementara kepada KONTAN belum lama ini, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga bilang seluruh aksi korporasi yang dilakukan untuk mensinergikan sejumlah ekosistem bisnis perusahaan pelat merah yang memiliki segmen serupa.

Baca Juga: Akan bentuk holding bareng BRI, Pegadaian: Masih dalam kajian

“Ini berhubungan dengan ekosistem bisnis, dan sudah dirancang sejak tahun lalu,” katanya.

Transformasi BPUI menjadi IFG yang efektif pada Maret 2020 jadi langkah awal. IFG yang memimpin holding sejumlah perusahaan asuransi, dan penjaminan BUMN mencatat lonjakan aset dari Rp 4,7 triliun menjadi Rp 72,5 triliun.

Tambahan berasal dari sembilan entitas perusahaan pelat merah yang dikonsolidasikan ke IFG. Ada tiga kluster yang dibentuk, pasar modal yakni Bahana TCW Invesment Management, Bahana Kapital Investasi, Bahana Sekuritas, Graha Niaga Tata Utama, Bahana Artha Ventura dan Bahana Mitra Investasi.

Kemudian kluster asuransi umum dan penjaminan dari Askrindo, Jasindo, dan Jamkrindo. Serta terakhir kluster asuransi jiwa dan kesehatan melalui IFG Life yang menerima limpahan portoflio dari Asuransi Jiwasraya.

Adapun oktober lalu rencana penggabungan usaha tiga bank syariah entitas bank pelat merah juga mengemuka. Ini salah satu rencana besar Kementerian BUMN buat menghadirkan bank syariah terbesar di Indonesia sekaligus berskala dunia.

“Tujuan merger untuk memiliki bank syariah yang besar, dan berdaya saing global. Bank hasil merger juga bisa masuk 10 bank terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar di dunia,” kata Ketua Tim Project Management Office Hery Gunardi.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.




Source link

Merger Tiga Bank BUMN Syariah di Depan Mata



Jakarta, CNN Indonesia —

Kementerian BUMN akan menggabungkan alias merger tiga bank syariah pelat merah, yaitu PT Bank BRISyariah Tbk, Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri.

Menurut sumber CNNIndonesia.com, proses penggabungan tiga bank pada tahap awal dilakukan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understandings/MoU). Namun, hasil resminya belum bisa dipaparkan ke publik.

“Infonya malam ini ada rilis (mengenai MoU),” ucap sumber itu kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/10).







CNNIndonesia.com telah menghubungi Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga terkait penekenan MoU ini. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada pernyataan dari Arya.

Sementara Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN BRI Agus Noorsanto menyatakan rencananya pengumuman resmi akan diberikan besok, Selasa (13/10). Pengumuman akan dilakukan oleh perwakilan dari ketiga bank syariah dan perwakilan dari induk perusahaan masing-masing.

“Mungkin besok atau lusa (pengumuman resminya),” kata Agus.

Di sisi lain, beredar undangan konferensi pers virtual bertajuk Penandatanganan Conditional Merger Agreement Bank BUMN Syariah. Rencananya, pengumuman resmi akan diberikan pada Selasa (13/10).

[Gambas:Video CNN]

Konferensi pers akan dihadiri oleh Ketua Tim Project Management Office sekaligus Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi. Lalu, Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto, Direktur Utama BRIsyariah Ngatari, dan Direktur Bisnis Indonesia Financial Group Pantro Pander.

Secara total, hasil penggabungan ketiga bank syariah negara akan membuat aset mencapai R 245,87 triliun. Total aset ini merupakan catatan terakhir dari masing-masing bank per kuartal II 2020.

Terdiri dari aset BRISyariah sebesar Rp49,6 triliun, BNI Syariah Rp50,78 triliun, dan Bank Syariah Mandiri Rp114,4 triliun.

Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana mendukung rencana merger tersebut. Sebab, akan membentuk bank syariah kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV dengan modal inti di atas Rp30 triliun.

Hal ini bisa memberi dampak positif bagi pertumbuhan industri bank syariah ke depan. Daya saing pun diyakini akan meningkat dengan sinergi ini.

“Upaya Kementerian BUMN untuk merealisasikan penggabungan bank syariah Himbara, untuk mendorong terwujudnya bank syariah yang kuat patut mendapatkan apresiasi. Melalui penggabungan dimaksud, harapan untuk memiliki bank syariah BUKU IV dengan modal minimal Rp30 triliun akan sangat terbuka,” ucap Heru.

(uli/agt)





Source link

Merger bank BUMN Syariah bakal jadi bank kelas kakap


ILUSTRASI. Suasana di salah satu bank syariah di Jakarta, Jumat (29/5). Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) mengatakan bank syariah cenderung menanggung risiko yang lebih kecil saat pandemi covid-19 bila dibandingkan dengan kondisi bank konvensional. Konsep

Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Kementerian BUMN untuk melakukan penggabungan atau merger bank syariah yang merupakan anak-anak usaha bank berplat merah masih berlanjut. Jika tidak ada aral melintang, merger ini akan selesai pada awal tahun 2021 mendatang.

Bank Syariah Mandiri (BSM) selaku anak usaha dari Bank Mandiri mendukung penuh rencana merger ini. Toni EB Subari, Direktur Utama Mandiri Syariah mengatakan, rencana merger ini merupakan hal menarik yang akan membuat pangsa pasar bank syariah semakin besar.

Baca Juga: Meski ditekan pandemi, laba Bank Syariah Mandiri masih naik 30,5% di semester I

Dalam hitungan kasar, Toni mengatakan, jika empat bank syariah milik pemerintah ini berhasil merger maka aset yang akan dimiliki mencapai Rp 207 triliun. Tentunya, potensi memperkuat pembiayaan dan pendanaan akan semakin besar.

“Jika bank syariah dari BUMN ini merger maka akan masuk dalam kelompok 10 bank besar secara nasional,” katanya, Selasa (25/8).

Untuk itu, BSM akan mendukung rencana pemegang saham ini, salah satunya dengan terus melakukan komunikasi dengan Kementerian dan pemegang saham.

Hery Gunardi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, rencana merger ini berpotensi untuk meningkatkan penetrasi bank syariah di tanah air.

Baca Juga: Ini penyebab NPL bank besar meningkat meski sudah gelar program restrukturisasi

Saat ini, pangsa pasar bank syariah hanya 8,5%-9%, atau ketinggalan jauh dengan bank syariah dari negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 40%-50%.

Sejauh ini, tujuan pemegang saham untuk mengawinkan anak-anak usaha di bidang perbankan syariah ini agar mereka dapat tumbuh lebih solid dan sejajar dengan perbankan lainnya. Apalagi, Indonesia punya pasar syariah dan industri halal yang sangat luas.

DONASI, Dapat Voucer Gratis!

Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.





Source link