Kementerian BUMN akan menggabungkan alias merger tiga bank syariah pelat merah, yaitu PT Bank BRISyariah Tbk, Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri.
Menurut sumber CNNIndonesia.com, proses penggabungan tiga bank pada tahap awal dilakukan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understandings/MoU). Namun, hasil resminya belum bisa dipaparkan ke publik.
“Infonya malam ini ada rilis (mengenai MoU),” ucap sumber itu kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/10).
CNNIndonesia.com telah menghubungi Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga terkait penekenan MoU ini. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada pernyataan dari Arya.
Sementara Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN BRI Agus Noorsanto menyatakan rencananya pengumuman resmi akan diberikan besok, Selasa (13/10). Pengumuman akan dilakukan oleh perwakilan dari ketiga bank syariah dan perwakilan dari induk perusahaan masing-masing.
“Mungkin besok atau lusa (pengumuman resminya),” kata Agus.
Di sisi lain, beredar undangan konferensi pers virtual bertajuk Penandatanganan Conditional Merger Agreement Bank BUMN Syariah. Rencananya, pengumuman resmi akan diberikan pada Selasa (13/10).
Konferensi pers akan dihadiri oleh Ketua Tim Project Management Office sekaligus Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi. Lalu, Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto, Direktur Utama BRIsyariah Ngatari, dan Direktur Bisnis Indonesia Financial Group Pantro Pander.
Secara total, hasil penggabungan ketiga bank syariah negara akan membuat aset mencapai R 245,87 triliun. Total aset ini merupakan catatan terakhir dari masing-masing bank per kuartal II 2020.
Terdiri dari aset BRISyariah sebesar Rp49,6 triliun, BNI Syariah Rp50,78 triliun, dan Bank Syariah Mandiri Rp114,4 triliun.
Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana mendukung rencana merger tersebut. Sebab, akan membentuk bank syariah kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV dengan modal inti di atas Rp30 triliun.
Hal ini bisa memberi dampak positif bagi pertumbuhan industri bank syariah ke depan. Daya saing pun diyakini akan meningkat dengan sinergi ini.
“Upaya Kementerian BUMN untuk merealisasikan penggabungan bank syariah Himbara, untuk mendorong terwujudnya bank syariah yang kuat patut mendapatkan apresiasi. Melalui penggabungan dimaksud, harapan untuk memiliki bank syariah BUKU IV dengan modal minimal Rp30 triliun akan sangat terbuka,” ucap Heru.
(uli/agt)