fbpx

Lion Air Minta Pemerintah Segera Cairkan Stimulus Penerbangan


TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Operasi Layanan Kebandarudaraan Lion Air Group Wisnu Wijayanto berharap pemerintah segera mencairkan stimulus untuk pelaku industri di sektor penerbangan. Rencana pemberian bantuan ini terus bergulir sejak awal pandemi Covid-19.

“Kami berharap pemberian insentif dapat diwujudkan terkait biaya navigasi penerbangan dan potongan-potongan yang pernah dibahas bersama,” ujar Wisnu dalam webinar, Rabu, 23 September 2020.

Wisnu pun meminta, dalam menggelontorkan bantuan, pemerintah berlaku adil. Musababnya, saat ini banyak pelaku usaha yang bergerak di sektor penerbangan. Selain maskapai, terdapat pengelola bandara, penyedia jasa navigasi, serta groundhandling.

Adapun pandemi Covid-19, menurut Wisnu, telah memberikan dampak terhadap 1.900 pilot dan 3.000 awak kabin Lion Air Group. Di samping itu, 25 ribu karyawan pendukung perseroan juga turut merasakan imbasnya.

Pukulan yang dirasakan akibat meluasnya wabah ini diakui beragam. Selain masalah kesehatan pegawai, berkurangnya kemampuan finansial hingga ancaman pemutusan hubungan karyawan atau PHK akibat profisiensi alias penilaian kerja yang berhubungan dengan jam terbang menjadi persoalan yang dihadapi perusahaan.

Sekretaris Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Nur Isnin Istiartono mengatakan pihaknya tengah berupaya merealisasikan sejumlah stimulus yang sudah diprogramkan beberapa waktu lalu. Bantuan itu berupa keringanan biaya kalibrasi untuk kenavigasian hingga kemungkinan pembebasan ongkos pajak bandara atau public service obligation (PSC).

“Kami melakukan dengan risk mitigation, jadi bukan semata-mata relaksasi. Sebelumnya kami sudsh memberikan insentif termasuk PNBP ini sudah dilakukan,” kata Isnin.

Menurut Isnin, ada pula beberapa rencana stimulus yang belum terwujud, seperti keringanan pajak avtur. Namun, sampai saat ini rencana pemberian bantuan ini belum memperoleh perkembangan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan sektor transportasi telah mengalami kontraksi yang sangat dalam akibat Covid-19. Sejak pandemi berlangsung hingga kini, pertumbuhan industri transportasi tercatat mengalami penurunan -30 persen.

Sisi udara pun tercatat berkontribusi menyumbangkan kontraksi sampai -80,23 persen. Ia berharap pemulihan ekonomi di sektor transportasi segera bisa berlangsung agar dapat mendongkrak pemulihan ekonomi nasional.

“Dunia penerbangan menjadi ukuran bagi perkembangan ekonomi. Saya inginkan kita tetap konsisten dan awas terhadap protokol Covid-10. Tetapi juga di sisi lain yakin harus bisa mengembangkan dan melayani masyarakat dengan baik, aman, dan nyaman,” ucapnya.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *