Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (9/9/2020) melaju ke jalur hijau, berpeluang menghentikan koreksi 3 hari berurutan yang menimpa Wall Street pada perdagangan kemarin.
Kontrak futures indeks Nasdaq melonjak 1,9%, mengimplikasikan kenaikan indeks tersebut lebih dari 200 poin pada pembukaan nanti. Kontrak serupa indeks S&P 500 bertambah 0,9% sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average mengindikasikan penguatan sebesar 200 poin.
Indeks Nasdaq dalam 3 hari terakhir anjlok lebih dari 10% dari rekor tertingginya, atau memasuki teritori koreksi. Sementara itu, koreksi S&P 500 pada periode yang sama telah menjadi yang terburuk sejak Juni.
Saham Tesla yang mencatatkan koreksi sehari terburuk pada Selasa kemarin dengan anjlok 21%, berbalik menguat 6% di sesi pra-pembukaan. Saham Apple, yang anjlok lebih dari 6% pada sesi sebelumnya, naik 3% di sesi yang sama.
Valuasi pasar kedua saham tersebut bersama Microsoft, Amazon, Alphabet (induk usaha Google) dan Facebook sebanyak US$ 1 triliun dalam 3 hari tersebut. Namun di sesi pra-pembukaan Rabu, keenam saham tersebut berbalik menguat.
Penguatan di pasar tersebut terjadi setelah investor mengesampingkan kabar mundurnya pengembangan vaksin corona. Saham AstraZeneca anjlok setelah kandidat vaksinnya dihentikan sementara menyusul adanya efek samping terhadap partisipan yang diuji di Inggris.
Aksi jual di saham teknologi memburuk pada Selasa setelah investor memutar pemilihan sahamnya ke sektor lain yang bakal diuntungkan dari pemulihan ekonomi seperti maskapai, emiten pesiar, dan peritel.
“Saya lebih melihat ini bukan sebagai koreksi melainkan proses mencerna karena indeks Nasdaq naik lebih dari 60% dari posisi terendahnya pada Maret dalam kurang dari 6 bulan,” ujar Kristina Hooper, kepala perencana pasar Invesco, dalam laporan risetnya ke CNBC International.
Hari ini, pasar mencerna hasil survei pembukaan lapangan kerja dari Departemen Tenaga Kerja yang akan dirilis pukul 10:00 waktu setempat, yang bakal memberi informasi penting mengenai kondisi ketenagakerjaan di AS. Analis dalam polling Dow Jones memperkirakan angkanya bakal bertambah 6 juta pada Juli, naik dari posisi Juni sebesar 5,9 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)