Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perkebunan sawit Grup Bakrie, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP), mengumumkan rencana penambahan modal tanpa melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dalam rangka mengkonversi utang perseroan menjadi saham.
Dalam pengumuman di laman keterbukan informasi Bursa Efek Indonesia, perseroan berencana melaksanakan private placement sebanyak 806,44 juta saham baru atau setara 24,39% dari modal disetor perusahaan. Harga pelaksanaan private placement ini sebesar Rp 300 per saham, dengan demikian, emiten bersandi UNSP ini meraih dana sebesar Rp 241,39 miliar.
Tujuan perseroan melakukan rencana transaksi tersebut untuk merestrukturisasai utang kepada Poseidon Corporate Services Ltd sebesar Rp 176,59 miliar melalui skema konversi utang menjadi saham. Poseidon adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha investasi yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Seychelles dan beralamat di Oliaji Trade Center, Victoria.
Selanjutnya, menyelesaikan utang kepada kreditur PT Mateo Sagraha Atlantis (MSA) sebesar Rp65,33 miliar melalui skema yang sama.
“Dengan dilakukannya rencana transaksi, perseroan berharap dapat memperbaiki posisi keuangan perseroan, di mana perseroan akan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan yang semakin berkurang dan kas yang lebih kuat di masa yang akan datang,” tulis manajemen UNSP, dikutip Kamis (18/11/2020).
Berkaitan dengan rencana transaksi tersebut, perseroan akan menyelenggarakan RUPSLB pada 23 Desember 2020 untuk memperoleh persetujuan pemegang saham.
Seperti diketahui, latar belakang dilaksanakannya konversi utang menjadi saham tersebut lantaran terjadinya penurunan pendapatan perseroan imbas dari penurunan harga minyak sawit sejak tahun 2014 yang berlanjut sampai dengan 2019 di mana referensi harga jual minyak sawit dunia rata-rata semakin turun menjadi US$ 483 per ton yang menyebabkan perseroan semakin turun menjadi Rp 1,98 triliun.
Tak hanya itu, pandemi Covid-19 yang merebak sejak kuartal pertama 2020 memberikan ketidakpastian bagi dunia usaha. Sehingga, memeberikan pengaruh bagi perseroan dalam kemampuannya melunasi kewajiban kepada debitur.
Sampai dengan 31 Oktober 2020 struktur kepemilikan saham perseroan digenggam oleh Indo Alam Resources Pte Ltd dengan kepemilikan sebesar 17,46 persen, Ernawati Ali sebesar 10,96 persen, Lie Leonard Djajali sebesar 9,21 persen, Paradiso Resouces Ltd. sebesar 5,89 persen, dan saham publik sebesar 56,48 persen.
(hps/hps)