fbpx

Bank Indonesia Sebut Belanja Pemerintah Dorong Pemulihan Ekonomi Domestik


TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan perbaikan perekonomian global berlanjut sesuai prediksi sebelumnya. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi domestik secara perlahan pun mulai membaik, terutama didorong stimulus fiskal dan perbaikan ekspor.

“Perkembangan terkini mengindikasikan pemulihan permintaan domestik, setelah mengalami kontraksi pertumbuhan pada triwulan II 2020,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis, Kamis, 15 Oktober 2020.

Pemulihan tersebut didukung terutama oleh belanja Pemerintah yang meningkat didorong stimulus fiskal terkait perlindungan sosial dan dukungan UMKM. Hingga September 2020, realisasi stimulus fiskal terakselerasi hingga mencapai Rp 318,48 trilliun atau 45,81 persen dari pagu anggaran belanja.

Sementara itu, ekspor lebih baik dari prakiraan ditopang berlanjutnya permintaan global, terutama dari AS dan Cina.

Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi dunia terus membaik dipengaruhi besarnya stimulus fiskal di beberapa negara maju, terutama Amerika Serikat dan Cina. Pemulihan ekonomi global mendorong peningkatan beberapa indikator dini pada September 2020, seperti mobilitas masyarakat global, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur dan Jasa di beberapa negara, serta keyakinan konsumen di AS dan kawasan Eropa.

Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi yang dipicu isu geopolitik. Hal tersebut berdampak pada terbatasnya aliran modal ke negara berkembang dan menahan penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia.

Menyikapi perkembangan tersebut dan hasil asesmen keseluruhan, Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur tanggal 12 - 13 Oktober 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau suku bunga acuan sebesar 4,00 persen.

Selain itu, BI menekankan pada jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas, termasuk dukungan kepada Pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN tahun 2020 guna mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19.

Ketahanan sektor eksternal pada triwulan III 2020 tetap terjaga di tengah dinamika penyesuaian aliran modal global. Nilai tukar rupiah tetap terkendali didukung langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia. Inflasi tetap rendah seiring permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai.

Sejalan kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif Bank Indonesia, kondisi likuiditas tetap longgar dan mendorong penurunan suku bunga. Ketahanan sistem keuangan tetap kuat, meskipun risiko meluasnya dampak Covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati.

Transaksi Sistem Pembayaran, baik tunai maupun nontunai menunjukkan peningkatan sejalan perbaikan ekonomi, disertai percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan. “BI akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait,” ujarnya.

Koordinasi kebijakan dengan pemerintah, OJK dan LPS untuk memperkuat stabilitas sistem keuangan serta mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, BI juga akan terus mempercepat digitalisasi pembayaran dan perluasan ekosistem digital melalui kolaborasi dengan Pemerintah, bank, fintech, dan e-commerce untuk pemulihan ekonomi nasional.

Baca juga: BPS Catat Ekspor RI per September Naik 6,97 Persen

HENDARTYO HANGGI





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *